Untuk sahabat-sahabatku
yang hanya memandang di satu titik….untuk sahabatku yang masih belum bisa
melihat apa yang ada di sekitar kita. Mungkin sebaiknya mulai memperhatikan apa
yang ada di sekitar kita, mungkin disanalah jalan terbaik untuk kita.
Harap akan
berjalan beriringan dengan tumbuhnya rasa. Semakin besar rasa yang tumbuh makan
harap dan mimpi juga akan semakin besar. Tak ada salahnya memang bermimpi dan
berharap selama mimpi dan harap itu memang pantas untuk diperjuangkan. Selama keduanya
memang harus diperkjuangkan menurut arti kebenaran bagi diri kita sendiri. Tak semua
orang memiliki persepsi yang sama tentang kebenaran dan kebahagiaan karena
semua memiliki alas an sendiri untuk memberikan penilaian.
Seorang
sahabat yang menaruh hati pada sosok lelaki tapi tak pernah bisa diungkapkan karena
ia hanya seorang wanita. Menunggu lelaki itu yang menawarkan ta;aruf yang
ternyata tak kunjung datang. Ia pun merasa harus mulai untuk tidak berharap
terllau banyak karena tak ingin jadi boomerang bagi dirinya kalau ternyata
mereka tidak berjodoh. Pilu dan luka itu sudah terlanjut tergores. Berahap luka
itu segera sembuh bersama dengan niatnya memulai hari baru melepas harapan
taaruf itu.
Berbeda dengan
sahabat yang lain yang hanya melihat ke satu titik. Tak pernah ingin berpaling
dari satu nama yang bahkan telah melepasnya dan tegas memintanya untuk tak lagi
menyinggung hubungan mereka. Namun, ia tak pernah bisa berpaling dari nama itu
sampai berbulan-bulan hubungan mereka sudah berakhir. Setiap orang punya alas
an untuk menyudahi hubungannya dan itu harus kita hormati. Tak boleh memaksakan
hidup orang lain hanya untuk kita karena bijaksana itu memahami.
Tak pantas
juga kita membiarkan diri kita tersiksa hanya untuk seseorang yang belum tentu
jodoh kita. Biarlah kemungkinan yang menjadi nyata itu menjadi kado indah
ketika kita sudah bisa mengikhlaskannya. Biarlah harap yang pernah ada itu
menjadi kenangan dan pembelajaran bagaimana bisa menjadi lebih bijaksana. Sayang
kalau kita harus sakit sangat dalam hingga tak ada ruang untuk seseorang yang
dikirim Allah menempati hati kita.
Janji Allah
itu nyata, semua akan indah pada waktunya karena indah itu kita yang menentukan
persepsinya. Belajar dari seorang sahabat yang sudah lebih
senior dan bertahan sendiri sampai saat ini di usinnya yang cukup matang. Bukan
masalah tak da pilihan, tapi pernah melakukan kesalahan dengan menanti satu
hati ternyata bukan pilihan yang tepat. Sosok yang ditunggu tak kunjung memberi
kepastian dan akhirnya dia pun menyerah. Mencoba melihat realita dengan
memperhatikan sekeliling. Menjalani apa yanga ada berharap tak lagi ada kecewa.
Menghargadi
diri sendiri dengan tidak mmbiarkannya hati ini tersakiti terlalu dalam. Biarkan
ia menunggu takdirnya untuk berlabuh. Ikhlas menjalani bersama seseorang yang
nantinya Allah kirimkan untuk hati itu. Mengirimkan hati lain yang
bersungguh-sungguh mengajak melangkah mendampinginya untuk saling menguatkan
dan mendapatkan ridho dunia dan akheratnya.
Lagi-lagi
luka itu terasa ketika membicarakan tentang hati. Dua kali terluka di waktu yang
tak jauh membuat hatiku lebih tangguh. Berharap pada satu nama yang sangat
lekat di hatiku hanya sebuah harapan semu. Ia bahkan tak kunjung memperlihatkan
langkah ditambah restu yang tak juga mengiringi langkah kami. Mencoba
memutuskan untuk mengambil langkah lain berharap mendapat sebuah jalan yang
lebih baik. Sebuah gerbang menyambut pergeresan langkahku. Menyambutku dengan
harapan yang lebih nyata. Keseriusan dan kesungguhan yang sempat membuatku
berusaha yakin meski rasa itu masih belum tumbuh terlalu besar.
Doa dan
berusaha yakin terus mengiringi jalanku hingga akhirnya ia mengambil jalan lain
tanpa memberitahuku. Tanpa alas an dan bukan karena orang lain. Sebuah keputusan
tak berdasar yang membuatku memutuskan untuk melepas segala harap itu. Sebuah harap
yang bahkan sedang belajar merangkak tapi harus disudahi perjuangannya.
Bukan untuk
ditangisi atau disesali, inilah perjalanan kehidupan. Ada kalanya apa yang kita
harapkan tak sesuai dengan apa yang kita dapatkan. Jadikan pembelajaran
kehidupan untuk tidak melakukan kesalahan yang sama dan memperbaiki diri atas
sebuah kesalahan. Allah Maha Tahu apa yang kit butuhkan. Wanita, sosok yang
mungkin banyak orang bilang sudah tak saatnya lagi hanya menunggu, tapi pada
kodratnya kami memang diciptakan untuk menunggu.
Jalani saja
semua dengan ikhas dan biarkan harap itu terwujud menjadi sebuah kado indha ketika
sudah memasrahkan semua padaNya. Usaha terbaik adalah menjadi lebih baik untuk
memantaskan diri untuk sosok yang ditakdirkan untuk kita nantinya. Yakin kalau
Allah Maha Adil yang akan memberikan pendamping yang sepadan. Ia yang baik maka
akan mendapatkan yang baik pula, ia yang bersykur akan mendapatkan nikmatNya.
Bahagia itu
syukur dan ikhlas. Disanalah nikmat akan terasa sangat indah. Anugerah tak
terhingga.
Hanya tak ingin melihat kalian sakit terlalu dalam sahabat. Ia yang menyayangimu karena Allah akan datang tanpa menyakitimu dan mengajakmu meniti jalan menuju ridhoNya tanpa banyak janji. Sosok itu pasti akan ada untukmu dan aku pun berharap untukku juga :)
Comments
Post a Comment