Masih Soal Sempeni

Lombok tak habis untuk diceritakan. Menikmatinya tak pernah ada habisnya. Namun, belum banyak yang bisa kulakukan untuk pulau indah ini. Rencana untuk membangun sebuah Rumah Baca di Sempeni bersama teman-teman PKH koodinator Gunung Sari pun masih belum terwujud. Terkendala waktu dan kesibukan kami masing-masing. 

Sejak Februari terakhi kami berkunjung dan meminta izin untuk membuat sebuah rumah baca sederhana, sampai bulan November ini pun belum terwujud. Sebuah lahan yang dipinjamkan oleh Pak Kepala Dusun di dekat satu-satunya sekolah di tempat itu pun masih belum bisa kami bangun gubuk kecil tempat menyimpan buku. Untuk buku, Pak Rahmat sudah punya teman yang bersedia untuk menyumbangkan beberapa buku kalau sudah ada bangunannya. Namun, sampai hari ini pun bantuan untuk pendirian bangunan yang katanya sudah dibuat Pak Rahmat pun belum bisa terealisasi.

Rasanya sayang sekali kami sudah berjalan sejauh ini harus berhenti berharap dan berusaha. Langkah selanjutnya, aku akan coba untuk membuat proposan di Rumah Baca Asma Nadia (RBA). Langkah awal untuk mendapatkan buku-buku berkualitas yang bisa membangun semangat dan memotivasi mereka yang terisolir dari dunia luar. Membuat mereka yang melihat kalau dunia begitu indah dan mereka bisa mengenal lebih dekat. Harapan dan mimpi membuat mereka akan bisa mewujudkan apa yang mereka inginkan. Tak ada yang tak mungkin kalau mau berusaha dan berdoa. 

Mengenalkan dunia lewat buku dan membuat mereka ingin untuk mengalaminya sendiri dan merasakan keajaiban mimpi. Melihat mereka bisa bermimpi dan berjuang meraih mimpi adalah kebahagiaan tersendiri yang akan membuat kami bahagia. Itulah yang membuat kami masih terus berusaha untuk bisa membuat rumah baca di daerah itu. Sebuah desa di atas bukit yang sangat sederhana yang terdiri dari orang tua dan anak-anak.

Comments