Benar kata orang,
jodoh itu akan datang ketika kita yakin dan mau berusaha. Ia datang tanpa
disadari ketika niat tulus itu sudah menjadi bagian dari ibadah menuju
ridhoNya. Tiga sahabat telah membuktikan kalau pacaran bukan jaminan untuk bisa
mendapatkan jodoh. Mereka bahkan tak merasakan pacaran, mereka pacaran setelah
menikah dan mereka mengatakan kalau itu jauh lebih indah dibanding sebelumnya.
Maha, teman
sekamarku yang akhirnya memutuskan hubungan dengan Danas setelah lima tahun
lebih pacaran. Mereka susah payah mendapatkan restu orang tua Maha sejak Danar
belum bekerja sampai dia diterima menjadi TNI AL bersama dengan kemenangan
mereka mendapatkan restu orang tua Maha. Maha juga yang menguatkan Danar ketika
ibunya meninggal dan mereka sudah membeli cincin pertunangan sebelum
melanjutkan ke jenjang yang lebih serius yaitu menikah setelah Danar sudah
mendapatkan izin menikah.
Kegamangan Maha
untuk melangkah bersama Danar karena ketidakyakinannya dicoba ditepisnya. Meski
banyak yang tidak bisa diterimanya dari Danar yang tidak bisa menjadi sandaran
baginya dicoba ditepisnya. Menerima apa yang ada dan menjalani dengan niat
tulus agar smeua menjadi lebih baik. Bersabar menerima keadaan komunikasi yang
sulit dan pembahasan masalah yang tak pernah tuntas karena keterbatasan. Namun,
akhirnya berakhir juga.
Tak lama setelah
itu, seorang mencoba mendekati Maha. Sosok yang sudah ingin mendekat tapi
sungkan karena hubungan Maha yang begitu dekat dengan Danar. Sejak tak lagi
bersama Danar, perlahan tapi pasti Mas Widyo mendekat. Maha sempat galau karena
ia bahkan tak pernah bertemu langsung dengannya meski dia berada di satu kota
dengannya dan kakak kelasnya. Mas Widyo memilih untuk menjadi TKI di Korea dan
Maha sempat berfikir kalau image TKI takkan disetujui orang tuanya.
Sebulan setelah
benar-benar dekat, orang tua Mas Widyo datang kerumah Maha untuk mengenal gadis
yang sudah membuat putranya benar-benar serius ingin pulang setelah
bertahun-tahun tak pernah mau pulang. Hanya mengirim uang untuk orang tuanya
saja. Kedatangan ibunya membuat semua kekhawatiran Maha terpecahkan. Mas Widyo
bukan TKI biasa, dia sudah mendapat gelar sarjana bahkan pernah student
exchange ke Asutralia. Dia ke Korea untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya
di hari tuanya. Umur yang sudah melebihi kepala tiga yang sempat membuat Maha
ragu semua cair seketika melihat ketulusan Mas Widyo untuk serius denganya.
Oktober Mas Widyo
pulang ke Indonesia, itulah pertama kalinya mereka bertemu langsung meski
sering video call lewat skype. November Mas Widyo melamar Maha dan Desember
mereka menikah. Bermodal hasil kerja Mas Widyo, mereka bisa membuat sebuah toko
baju dan studio foto karena kemampuan fotografi Mas Widyo yang cukup bagus. Mereka
juga akan membuka tempat belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Korea kalau putri pertama
mereka yang baru berumur sebulan di bulan ini sudah bisa diajak kompromi.
Cerita kedua dari
seorang teman yang kukenal di kantor. Nasabah dari sebuah instansi nasabah inti
kerjasama kami. Bulog. Dia cerita kalau hanya sekali melihat gadis yang sedamg
PKL di kantornya dan menghubunginya beberapa bulan setelah gadis itu selesai
PKl. Mengajaknya bertemu di suatu tempat berniat mengajaknya pacaran. Namun,
gadis lugu itu menolak ajakan pacaran dan memintanya melamar pada orang tuanya
kalau lelaki ini serius. Anto pun melamar gadis itu dua minggu setelah itu lalu
membawa si gadis ke rumahnya keesokan harinya. Seminggu kemudian mereka
menikah. Baru dua bulan setelah itu mereka mengadakan resepsi. Mereka hanya
mengharap ridhoNya. Ketika mereka bertanya padaNya dan yakin untuk melangkah,
ibadah menjadi terasa indah dan menyenangkan.
“pacaran setelah
menikah itu jauh lebih asik lo,” membuat banyak mata iri melihatnya.
Sekarang,
sahabatku sendiri sedang menjalaninya. Keinginannya untuk menikah sejak lama
akhirnya sudah sampai pada proses menuju keasana. Niatnya menghindari dosa dan
menjalankan ibadah sedang berusaha diwujudkannya. Bertemu seorang gadis di
pertengahan Sempember, dia mengajak gadis itu menikah di pertengahan Oktober
dan 10 November lalu melamarnya. Pernikahan mereka rencaanya akan dilaksanakan
11 Desember mendatang. Sebuah tanggal unik. 11.12.13
Semoga Allah
memberikan rahamat dan barokahnya pada mereka. Memberikan sakinah, mawadah dan
warohmah pada keluarga mereka. Keluarga yang berniat ibadah untuk menuju
ridhoNya. Meski baru kenal dan belum pernah pacaran seperti yang orang bilang
kalau pacaran itu untuk mengenal pribadi masing-masing. Nyatanya banyak
pasangan yang menikah tanpa pacaran justru lebih sakinah dibanding yang pacaran
lama.
Niatkan saja
ibadah, semua akan mudah pasti. Sama-sama menghargai dan mau mengerti. karena
semua diciptakan dengan keseimbangannya sehingga tercipta harmoni yang indah.
Seorang sahabat
sedang berbahagia juga beberapa minggu lalu. Bertemu saat naik Gunung Rinjani
tiga bulan lalu dan kini laki-laki dari Jakarta itu datang dengan niat melamar
si gadis pada orang tuanya.
4 thumbs up buat
mereka yang berani. Berani untuk beribadah. Silakan yang mau nambahin
jempolnya.
Jodoh adalah
rahasiaNya, sudah ditulis di Lauh Mahfuz, tapi tetap harus diiringi dengan
usaha dan doa. insyaAllah akan ada bahagia di ujung ikhtiar…
Comments
Post a Comment