Memoarnya Sidney Sheldon

Buku terbitan Gagas Media ini menarik perhatianku setahun yang lalu waktu main ke Gramedia Surabaya. Namun, karena udah banyak buku yang kugenggam dan budget nggak cukup kalau harus tambah buku lagi jadi buku itu masuk dalam daftar tunggu buku yang akan kubeli besok.

Dan ternyata waktu engok Toko Buku Erlangga di Mataram, buku daftar tunggu paling atas itu ada di depan mata. I've got it. Yeay.

Membaca buku terjemahan itu memang sensasinya beda, memoar seorang penulis cerita fiksi pembunuhan. Saya suka gaya bahasa Shidney dalam memaparkan detail kejadiannya. Sejak sering membaca cerita ceritanya yang kutahu dari Mbak Marta, tetanggaku, aku mulai menyukai gaya bahasanya. Shidney memiliki gaya khas dalam pemaparannya, ia memberikan sentuhan mencekam yang kontinyu pada cerita-ceritanya. Tak banyak kisah asmara yang ditampilkan dalam ceritanya. Namun, tak menjadikan karyanya menjadi membosankan. Ia selalu mengunakan setting yang banyak.

Seperti karyanya yang misterius menegangkan, kehidupan pribadinya ternyata tak kalah mencekam dan penuh liku. Berasal dari keluarga nomaden dan keadaan ekonomi yang fluktuatif karena ayahnya suka berganti pekerjaan. Mereka berpindah sesuai dengan tempat ayahnya mencari penghasilan untuk mereka membuat kehidupan Shidney menjadi penuh cerita. Kisah perjalanannya sebagai penulis berawal dari menjual cerita dan naskah skenario untuk Broadway dan Film tak kalah berliku.

Comments