Cukup Kadang-Kadang aja Gilanya :D


 Meski awalnya merasa kesepian karena nggak ada temen yang nyambung, tapi lama-lama nyambung juga. Satu persatu mulai nambah temen dari kenalan berantai.
Salah satunya namanya Esti, kenal dari Anas. Si Anas ini temennya Kian. Kian temennya Ian. nah, si Ian ini sahabatku sejak SMA. Nah lo, bingung kan? Kalo bingung nih tak jelasin sekali lagi. Aku ->>>Ian->>>Kian->>>Anas->>>Esti.
Cerita lengkapnya begini, aku sama Ian sahabatan waktu SMA trus kmai beda kampus waktu kuliah. Ian melanjutkan di AMG (Akademi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) di Jawa Barat sana. Nah dia punya sahabat namanya Kian (aku benci mau manggil mereka apa, dipanggil ‘yan’ semuanya nengok jadi kuputuskan untuk tidak memanggil sepenggal nama mereka. Untung kami nggak satu frame, jadi nggak banyak interaksi dengan sebutan sepenggal nama yang merepotkan).  Nah jaman kulaih dulu Ian yang sok idealis nggak mau bikin facebook akhirnya dia pinjem facebook si Kian ini buat ngintip facebookku. Karena sering dibuka, Kian pun nge add aku dan kami pun jadi akrab.
Waktu aku lulus, pindahlah aku ke Lombok trus Kian tugas di Bali. Sampai suatu saat aku ke Bali buat tes kerja, bertemulah dengan Kian yang waktu itu baru nikah. Kami bareng ke Lombok dan hari terakhir Kian dan suami di Lombok aku menemaninya jalan. Disanalah ketemu Anas, lulusan AMG juga dinas di Lombok. Nah, waktu Anas ngabarin lagi jalan-jalan di Lombok Timur sama temennaya aku suruh dia mampir dan disinilah aku ketemu sama Esti . esti ini temen SD nya Anas yang tinggal di Lombok sejak SMP.
Ayah ibunya Esti asli Jawa, tapi dia tinggal pindah-pindah di Jawa, Bali sama Lombok.
Meski baru sekali ketemu, kami sering sms an dan akrab kayak udah kenal lama. Sejak itu kami jadi sering curhat, padahal aku sebenernya bukan orang yang gampang cerita sama orang yang baru aku kenal, tapi dengannya aku bisa cerita banyak hal. Kami pun sering maen bareng karena kebetulan punya hobi suka ‘mbolang’ alias jalan-jalan.
Dari banyaknya kesamaan kami, kami jadi ngerasa udah kayak sahabatan berabad-abad lalu. Selain gampang akrab, dia juga orangnya cuek dan nggak ribet. Dari pembicaraan kami, aku rasa kami memiliki kesamaan pola pikir. Aku kira hanya aku dan Maha, sahabatku di Solo, yang punya pola pikir aneh kata Ian, tapi ternyata ada yang sepola pikir lagi.
Daaan....cekidot keautisan kami berdua
Ini waktu kami berdua maen di hari Esti libut weekend. Karena esti kerja di travel jadi liburnya seharu setelah 5 hari kerja. Nggak selalu weekend kayak aku. Libur weekend nya esti adalah kesempatan jalan-jalan. Hari itu aku ke Mataram dengan kostum ninja manis. Berangkat dari Masbagik Lombok Timur yang harus menempuh sekitar 1 jam perjalanan naek motor kecepatan rata2 80km/jam. Sebenernya aku dari dulu lebih seneng naek angkot, tapi berhubung di Lombok susah cari angkutan yang nyaman jadi mau nggak mau harus rela sedikit capek naek motor sendiri dengan kostum ninja hatori.
Disinilah aku merasa mulai menemukan orang yang mengerti pola pikirku. Senangnya, di pulau kecil ini akhirnya ada yang bisa mengerti aku dan menemukan sahabat yang bisa diajak menggila lagi. Aseeeek...
Ini waktu kita mint atolong pak parkir fotoin kita.hihihi...


Kedua kalinya, Esti pengen banget ke Gili Kondo yang ada di Lombok timur. Libur weekendnya yang kedua kami janjian ke Gili Kondo. Kebetulan ada temen-temenku dari Jawa yang kerja di Lombok Timur juga, di pabrik Djarum dan mereka mau kita ajakin. Perjalanan pun berlanjut. Kami mendapat tambahan teman gila. Hahay...



Dan libur selanjutnya...aku ke Mataram, kami pun memulai kegilaan kami di Kamis sore. Kebetulan ketika itu Kami slibur dan Jum’at cuti bersama. Esti ada libur hari Jum’at. Kami pun memiliki setumpuk jadwal ngeloyor. Aku ke Mataram Kamis siang, nginep di rumah Bibi di pagutan dan berencana pulang Sabtu bareng Kak Ewin.

Ketika ini, kami sudah banyak cerita tentang kehidupan kami termasuk sosok yang ada dalam kehidupan kami sekarang. esti dengan Mas Wisnu dan cerita mereka, aku pun dengan Ka Ewin dan cerita kami. malam itu esti menjemputku dan kami keluar sekedar mencari angin malam. Tadinya niatnya mau makan sate bulayak di Krandangan, tapi udah kesorean jadi kami memutuskan nongol di mall trus ngafe di Melissa.
Karena udah nggak ad ayang mau makan dan baru aja dibikinin kopi sama Bibi sebelum keluar jadi kami pun ngejus sambil ngemil kentang. Kami pesen minuman yang kelihatannya aneh . biar seru aja. Aku pesen campuran sirup buah sedangkan esti pesen green tea yang ada latte atau apanya aku lupa. Pas dateng, minuman yang aku pesen seger, tapi yang dipesen esti ternyata bikin eneg. Kami pun menghabiskan segelas berdua.
Dan yang lebih parah kentang camilan yang kita beli nggak kayak yang kit abayangin. Ngelihat porsi kertang goreng yang kami pesen, kamu udah kenyang duluan sambil mencoba memasukkannnya ke mulut.


‘Ini yang namanya camilan yak’ batinku ngeliat sekeranjang kecil kentang penuh kentang. Padahal  pikir kami porsinya sama kayak kentang goreng yang ada di KFC, Mc D atau sejenisnya, ternyata kami salah tet tot.
Alhasil sisanya minta dibungkus trus dikasih ke Mas Wisnu di warnet. Nah, mas Wisnu ini pacarnya Esti yang sempet putus dan skearnag nyambung lagi.


Dan Jum’at jadi hari muter-muter Mataram. Copy film di kantor esti trus nongkrong di warnet mas wisnu. Kami janjian keluar liat sunset sore ini. aku diusuru ngajak Abang dan Esti sama Mas Wisnu.
Sebenernya males juga ngajak Abang, dia orangnya susah ditebak. kadang gampang diajak keluar kadang kalo lagi nggak mood ya males keluar, kayak hari itu, dia males keluar gara-gara hujan. Tapi aku paksa karena aku nggak ada temen, Esti sama Mas Wisnu. Datang dengan nggak ikhlas perjalanan kami liat sunset pun sedikit terganggu dengan keknggak ikhlasan abang walaupun aku agak males mikir itu.
Mas Wisnu sama Esti udah asik, kami masih aja sok jaim. Inilah aku dan Abang, banyaknya kesamaan kami malah bikin kami jadi nggak asik di depan orang. sama-sama malu dan menjaga jarak.
Tapi whatever, yang penting hari itu terlewati dan menyusun rencana jalan-jalan selanjutnya sama Esti. Uyeee...


Comments