Bukunya Valiant Budi langsung menarik perhatianku di Gramedia
Surabaya. Tagline nya yang bertuliskan 'Kisah Nyata Seorang Penulis yang
Menjadi TKI' membuatku penasaran akan isi buku ini. Buku terbitan Gagas Media
sudah bisa ditebak gaya bahasanya. Lugas dan menyenangkan.
Tanpa banyak pertimbangan, aku langsung menyabet buku setebal 441
halaman itu. Gambar tempat kopi simple itu menggodaku terlalu akut hingga aku
nggak sanggup meninggalkan buku terbitan Gagas Media di Toko Buku Gramedia ini.
Baca lembar pertama.........’Nggak salah langsung jatuh hati’.
Novel karya Valian Budi ini gaya bahasanya lugas dan kocak abis.
Membacanya kayak kita bener-bener mengalaminya. Jalan ceritanya ringan dan
mudah dicerna. Semuanya mengisahakn tentang kehidupannya kerja di kedai kopi di
Arab. Bagaimana kisahnya ngelamar kerja jadi TKI sampai pengumuman diterima
yang sangat mendadak.
Vibi, panggilan tokoh dalam cerita itu, ditempatkan di Damman.
Sebuah kota yang diketahuinya dari internet sebelum keberangkatannya ke negeri
orang itu. Tekanan dan senioritas yang terjadi di tempat kerjanya membuatnya sangat
lelah. Namun, dengan kecerdasannya, ia pun bisa mengatasinya meski tak bisa
sepenuhnya menguasai keadaan.
Vibi menceritakan bagaimana shock culture dengan keadaan daerah
setempat yang ternyata jauh dari bayangannya. Banyak fakta-fakta tak terduga yang
diungkapkannya tentang kehidupan sebenarnya disana. Meski diwajibkan memakai
pakaian tertutup sesuai syariat Islam, tapi manusia punya banyak cara untuk
melanggar aturan.
Muttawa, seperti polisi yang sering patroli untuk memantau
ketaatan masyarakat pada hukum yang berlaku, adalah orang yang paling
diwaspadai sebab mereka tak menerima alasan apapun bila memergoki ada yang
melanggar aturan dan hukum Islam. Mereka berkeliaran dimana-mana mencari
mangsa.
Ruang minum kopi dibagi menjadi dua jenis yaitu single section dan
family section. Single section untuk mereka yang datang sendiri sedangkan
family section untuk mereka yang datang bersama istrinya atau keluarganya. Di
rumah family section terdapat pula tempat tertutup tirai sehingga bersifat
pribadi dan sering digunakan untuk tempat mesum bagi pasangan bukan muhrim yang
mengaku suami istri. Masih banyak lagi kejadian yang dikemas dengan sangat
kocak oleh TKI yang sempat diherankan oleh teman kerjanya karena punya gadget
canggih.
Image TKI selalu negatif di mata mereka, tapi Vibi berbeda
sehingga rekan kerjanya yang merupakan penduduk asli sedikit merasa aneh dengan
Vibi. Namun, setelah bertemu dengan teman-teman dari Indonesia yang lain dia
harus mengakui bahwa tak semua TKI dari Indonesia itu bisa disepelekan. Yuti
yang punya suami orang Arab dan kehidupan mewahnya telah mengubah opini Vibi
tentang TKW yang selalu teraniaya. Tak semua wanita Indonesia itu bodoh. Mas
Blitar yang masih betah jadi sopir meski pernah terlibat skandal dengan
majikannya dan Bambang yang jadi gay telah banyak memberikan gambaran untuknya
tentang bagaimana kehidupan di negeri itu.
Penulis yang niatnya jadi TKI Cuma biar bisa nulis ini
mengungkapkan banyak fakta menarik tentang negeri itu yang dikupas dengan
lugas. Dia juga mengungkapkan bagaimana dia diteror karena tulisannya di blog
tentang keburukan moral penduduk asli yang dijumpaiya selama jadi Barista.
Meski belum pernah ke Damman, tapi buku ini memberikan banyak
gambaran tentang kehidupan pada TKI. sudut pandangku tentang TKI pun berubah,
tak semua TKI seperti yang orang-orang fikirkan selama ini. buku ini sangat
memperkaya wawasan dan filosofi kehidupan dalam kelugasan bahasanya. Meski
bahasanya sangat lugas, tapi tersimpan banyak makna dan pelajaran hidup.
Bagaimana bertahan dalam sebuah tekanan dan culture shock di sebuah tempat yang
baru tanpa teman ataupun saudara.
Buku ini memberi sudut pandang yang berbeda tentang kehidupan TKI dan memberikan banyak pelajaran hidup bagi yang memilih untuk merantau di negeri orang. Bahasanya ringan dan lugas. Enak dibaca dalam keadaan santai, tapi tetap sarat makna.
Selamat Membaca.....:)
Comments
Post a Comment