Harmoni Alam Perawan Indah Pantae Surga


Minggu, 14 Juli 2012.
Dua orang teman datang dari Mataram, mengajakku jalan-jalan melihat indahnya tempat-tempat di Lombok Timur. 
"Mau kemana nanti?" pertanyaan yang selalu membuatku speechless. Aku bahkan tak tahu banyak tentang tempat-tempat bagus di Lombok Timur. Namun, ada satu pantai yang pernah kudengar dari obrolan teman-teman katanya bagus.
"Pantai Surga katanya bagus, tapi aku nggak tahu jalan" jawabku lewat sms dengan sedikit malas. 
"Oke, jam 10 kita dari Mataram. Nanti aku kabarin lagi kalau udah mau sampai rumahmu"
"Whatttt???? Jadi? Beneran?" kulirik jam masih jam 8 pagi. Belum nyuci, belum bersih-bersih rumah, belum masak dan belum nepatin janji mau beliin buku buat adekku. *emak lagi ke Surabaya. Segesit mungkin menyelesaikan semua pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum jalan sama mereka.
Sudah bisa dipastikan bakalan sampe sore jalan-jalannya.
Jam 11 sampai di Lombok Timur, kami ketemu di kantor teman. Berhubung udah mepet dzuhur kami putuskan untuk sholat dzuhur dulu baru berangkat. Nggak ada yang bisa diajak, akhirnya aku pun sendiri menemani dua sejoli. #bakar obat nyamuk.
Kami sempat bingung mau kemana karena nggak ada yang tahu jalan ke Pantai Surga.
"Kalo benang kelambu gimana?"
"Aku nggak berani kalo air terjun, pasti jalannya jelek dan agak naik" kataku yang sedikit merana nggak ada yang boncengin.
"Trus kemana? Apa makan aja?" tanya Agung, si pejuang cinta yang lagi usaha mati-matian merebut hati cewek yang dibela-belain dijemput dari Mataram padahal kos dan kantornya di Lombok Timur.
"Masak udah sampe sini cuma mau makan?" kataku.
"terserah deh" kata Anggi, si cewek target ini pasrah.
"Kalo pante kamu berani?" tanya Agung lagi.
"InsyaAllah" kataku mantab walaupun nggak tau medan, biasanya pantae bagus itu jalannya jelek, tapi nggakpapa lah demi penasaranku. Mumpung ada pantai bagus dan ada temen kesana.
"Tapi aku nggak tahu jalan" kata Agung.
"Aku juga"
"Ya udah, ntar nanya-nanya deh" 
kami berangkat dengan modal nekat dan hapeku lowbat. Anggi bonceng aku, enak aja udah ngajakin masih mau bakar obat nyamuk banyak-bayak.
Kami menyusuri jalan Kruak menuju Sakra dengan bertanya pada beberapa orang di pinggir jalan. Untung jalanan di Lombok nggak terlalu banyak cabangnya jadi nggak terlalu bingung. Sampai pertigaan, kami mulai bingung. Kalo lurus ke Tanjung Ringgit, Kaliantan dan Pante Cemara yang katanya juga bagus abis. kalo ke kanan Pante Surga, galau mendadak. Agung pake nanya, "Mau kemana nih?" sambil nunjuk plang.
"Aku galau, tanya Anggi yang tamunya dari Mataram" kami menoleh pada Anggi.
"Kata Mbak pengen ke Pante Surga"
Oke. jalan ke pante Surga, kami belok kanan. Jalanan masih bagus, udah hotmic. Lumayan lah walaupun sebelumnya ketemu juga jalanan jelek. Udah budaya kali ya orang LOmbok kalo bikin rumah mengelompok. Kalo pas ada perkampungan ramenya nggak ketulungan, tapi kalo ketemu Kebon, sepinya kayak di kuburan dan sepinya berkepanjangan.
Pantai udah mulai kelihatan, tapi kami ketemu pertigaan lagi. Bingung mau ke kiri atau lurus, nggak ada yang bisa ditanya. Kami memutuskan lurus dengan resiko kalo salah ya balik lagi. Ternyata nggak jauh kami bertemu sebuah perkampungan nelayan, beberapa anak sedang bermain bola di lapangan kecil. Perahu berjajar disana, nggak terlihat tanda-tanda ada wisatawan. Memang sepi atau salah alamat ya?
Kata Abang (sayang banget dia nggak bisa ikut), pantainya kayak di film The Beach nya Leonardo d Caprio. Dan pantai itu nggak ada tanda kayak di film yang baru kutonton. Malah banyak tambaknya. 
"Kayaknya salah deh" kataku.
lagi Agung nanya dan yang ditanya tak memberikan jawaban yang memuaskan "Wah saya juga nggak tahu, tapi kalo ini perkampungan nelayan. Coba balik lagi ambil kanan" katanya.
"Oke, balik ambil kanan" kataku.
Jalanan mulai nggak bersahabat, rusak dan berdebu. Benar dugaanku. Untungnya nggak terlalu naik turun jadi masih bisa diatasi. Sampai di tengah perjalanan ketemu truk yang berhenti karena nggak bisa maju. Papasan sama mobil kijang yang mau jalan ke arah sebalinya. 
Nah lo.
Kami pun menunggu mereka menyelesaikan permasalahan mereka. Untungnya ada sedikit lahan di samping jalan yang nggak dibatasi semak jadi truk bisa parkir disana dulu mempersilakan mobil pribadi itu lewat. Mereka udah pulang dan kami baru datang.
Ada beberapa motor parkir tepat di depan gerbang, tapi nggak kelihatan tanda ada pantai. Setelah gerbang ada dua jalan, lurus dan ke kiri. 
"Lurus terus mas, mbak" kata tukang parkir. Kenapa cuma ada pemandangan semak belukar ya? Kayaknya luamyan jauh.
Namun, penasaran membuat kami tak mau banyak mikir. Langsung action aja. Berjalan lewat jalan setapak dengan semak belukar di samping kanan kiri.
WOW
"Subhanallah" Pantai Surga ada di depan mata.



Comments