Sunday Ceria

Minggu ini, akhirnya bisa juga menikmati Car Free Day di Udayana. Suami yang mendapat jatah untuk membuka stand di sana dari perusahaan tempatnya bekerja membawa keuntungan juga untukku. Setelah sholat subuh, kami pun bergegas untuk mencari lokasi menempatkan stand perusahaan suami di salah satu pinggiran Jalanan Udayana yang jam 6 pagi sudah harus steril dari kendaraan bermotor. Kami mendapat tempat yang tinggal satu-satunya yang masih kosong setelah berkeliling agak lama. Sepertinya kami kesiangan karena harus menunggu seorang teman suami untuk membantu membawakan perlengkapan ke lokasi.

Tepat di sebelah stand sederhana berbahan plastik bongkar pasang yang dirangkai di pinggir jalan, ada keluarga yang juga sedang menemani kepala keluarga mereka membuka stand untuk perusahaannya di sebelah kami. Mereka menjual sebuah minuman pengganti cairan tubuh dengan menggunakan meja rakitan. Karena hanya diberi waktu 3 jam untuk car free day dan menggelar lapak di pinggiran jalan, jadi jarang yang membuat stand yang ribet. Semua serba simple dan sederhana yang penting bisa lekas dibongkar pasang. Setelah jam 9 semua harus memberesi dagangannya dan jalanan kembali menjadi jalan utama untuk kendaraan bermotor yang berlalu lalang.

Tadinya aku berfikir untuk menghubungi beberapa teman menemaniku karena suami bakalan sibuk membagi brosur kapada pejalan kaki, tapi belum sempat beli pulsa jadi gagal menghubungi teman-teman. Untung di samping tempat kami berdiri, ada ibu-ibu dengan tiga anaknya yang berniat jalan-jalan. Aku pun berkenalan dan ikut jalan-jalan bersama mereka sambil ngobrol. Mbak Sari namanya, asli Bandung yang baru setahun berada di pulau eksotis ini. Ia mengikuti suaminya yang harus rela dipindah-pindah karena tuntutan profesi di sebuah produk minuman pengganti ion tubuh itu. Mbak Sari banyak berbagi tentang suka dukanya menjadi ibu dan memberikan beberapa cerita tentang pengalamannya melahirkan ketiga anaknya tanpa operasi.

Meski mengalami beberapa kendala, tapi dia bersyukur bisa melahirkan ketiganya tanpa operasi meski harus diinduksi dan bahkan anak pertamanya harus di vakum. Ia juga menceritakan apa yang terjadi selama masa kehamilan dan membagi ilmu bagaimana menghadapi persalinan padaku yang baru pertama hamil. Banyak cerita yang kudengarkan tentang persalinan yang membuat setiap ibu yang akah melahirkan pasti mengalami kekhawatiran. Ia memberikan saran untuk banyak berdoa dan memohon padaNya untuk diberikan kelancaran dan kemudahan. Mengalami tiga kali persalinan membuatnya cukup bersyukur karena bisa melewatinya dengan baik meski memang harus merasakan sakit saat persalinan. Ia menenangkanku dengan pengalamannya melahirkan kalau sakit yang dirasakan hanya sebentar dan itu pahalanya besar di sisi Allah.

Berbagi banyak cerita, dia juga bercerita tentang beberapa usaha yang dijalankannya sambil mengurus ketisga buah hatinya. Dari berjualan mutiara, ikut menjadi agen tupperware sampai menjadi anggota MLM Nano Spray. Aku ingin sekali melanjutkan pembicaraan kami dengan berbincang-bincang di kontarakan tempatnya tinggal sekarang, tapi sepertinya masih belum bisa karena aksesku terbatas tak ada kendaraan yang bisa kugunakan. Angkutan di tempat sekecil ini juga cukup sulit membuat mobilitasku yang dari dulu bersahabat dengan angkutan umum menjadi terhambat.

Comments