Meniti Jembatan Bambu di Bukit Seger

 Sirkuit Mandalika menjadi primadona sejak digelarnya balap motor berskala Internasional sejak akhir tahun 2021 silam. Pandemi sudah beranjak menjadi endemi, pariwisata sudah mulai bangkit, kini Lombok mulai menjadi pusat perhatian dunia.

Penginapan dengan berbagai tipe dibangun di daerah tersebut yang memang sebelumnya memang sudah ada, tapi menjadi lebih banyak bahkan juga dibuat home stay di rumah warga sebab pengalaman kemarin banyak penonton yang tidak mendapatkan penginapan akhirnya menginap di rumah warga selain mencari tempat yang dekat dengan lokasi acara, harganya pun lebih terjangkau dibanding menginap di hotel dengan fasilitas lengkap. 

Memang, akhirnya harus terima dengan fasilitas seadanya. Namun, hal ini membuat warga sekitar menjadi berfikir untuk membuat penginapan berbasis rumah warga yang lebih nyaman. Sama seperti di derah Sembalun yang sudah membangun penginapan berbasis rumah warga dengan bantuan dari pemerintah untuk membuat kamar dengan kamar mandi yang layak untuk dijadikan home stay bagi pengunjung wisata di Sembalun.

Dengan menawarkan pengalaman menginap di rumah penduduk asli dan disajikan makanan khas Sasak sebagai hidangan keseharian menjadi daya tarik tersendiri. Hal ini pun nantinya bisa diterapkan di area Sirkuit Mandalika sehingga penonton balap motor bisa merasakan banyak pengalaman sekaligus saat menonton balap motor berskala dunia tersebut.

Sejak Sirkuit resmi digunakan, Bapak belum pernah melihat langsung bagaimana kondisinya. Cuti kali ini kami mengajak beliau untuk melihat sirkuit dari Bukit Seger yang katanya bisa melihat keseluruhan sirkuit dan pemandangannya cantik.

Berangkat dari Mataram sengaja memang ba'da Dzuhur agar tidak terlalu panas ketika sampai di tujuan. Kawasan Mandalika memang cukup panas dan gersang, kami sudah mengenalnya sejak lama. Kawasan pantai pasir putih cantik ini memang selalu menjadi magnet untuk kami sering mengunjunginya dan melihat banyak perubahan yang terjadi.

Kini, kawasan yang dulu sangat natural bahkan jalanan menuju pantai yang cantik masih berupa tanah berbatu, kini sudah rapi dan jalannya pun bagus. Sudah sangat banyak berubah sejak mulai adanya sirkuit. Perbaikan infrastruktur mengubah kawasan Mandalika menjadi kawasan yang nyaman dan rapi.

Akses menuju sirkuit pun dipermudah dengan adanya By pass dari Bandara Internasional TGH Abdul Majid menuju ke kawasan Sirkuit Mandalika. Tak heran kalau Sirkuit ini dijuluki sirkuit tercantik, jalan menuju kesana pun cantik sekali dengan pemandangan perbukitan yang hijau dan sejuk. 

Bundaran persimpangan yang bertuliskan Sirkuit Mandalika itu banyak menjadi tempat mengabadikan moment oleh beberapa wisatawan. Banyak pedagang yang memanfaatkannya untuk menjual beberapa kaos dan mainan anak. Adanya sirkuit ini menjadikan masyarakat setempat memiliki banyak sumber penghasilan. Selain berjualan untuk wisatawan yang datang, ada yang bekerja di proyek, ada yang bekerja saat event, ada pula yang tanahnya dibeli untuk pembangunan area Mandalika.

Tingkat kriminalitas di daerah yang terkenal rawan perampokan dan pencurian itu kini berkurang. Keamanan menjadi salah satu cara menyukseskan pariwisata di daerah tersebut yang sebelumnya terkenal rawan.

Kawasan Sirkuit Mandalika masih dalam tahap pembenahan. Meski sudah digunakan untuk event WSBK dan MOTO GP, tapi kawasan di sekitarnya masih terus dilakukan pembangunan infrasutruktut agarl lebih nyaman. Masih banyak pekerjaan proyek di sekitarnya. Bahkan, Bapak sempat bertemu beberapa temannya yang sedang proyek disana. Kami ditawari untuk masuk ke kawasan sirkuit, tapi kami menolak karena memang tujuan kami adalah melihat keindahan sirkuit dari Bukit Seger. 

Melewati depan Kawasan sirkuit Mandalika yang banyak digunakan sebagai objek foto, kami tidak turun untuk mengambil gambar. Hanya mengabadikan dari dalam mobil. Kami mengejar waktu agar bisa sampai di bukit Seger sebelum gelap. 

Selesai sholat Ashar di Masjid Kawasan Mandalika, kami memilih jalan di depan Hotel Novotel menuju ke Bukit Seger. Jalannya memang masih tanah dan becek sepertinya baru saja ada hujan disana. Namun, pemandangannya MasyaaAllah luar biasa indah.

Kami memarkitr mobil di pinggir pantai dekat patung Putri Mandalika yang menjadi dongeng sejarah suku sasak. Putri yang terkenal cantik itu menjatuhkan dirinya ke laut yang konon dongengnya itulah asal nyale yang sering muncul di waktu-waktu tertentu di daerah tersebut. 

Setelah parkir kendaraan yang dikenai biaya Rp 5.000,- untuk mobil, Mamak memilih menunggu kami di tempat dagang pop mie. Uti nya anak-anak ini emang dari dulu tidak antusias untuk naik bukit, permainan ekstreem atau apalahh itu. Beliau selalu memilih untuk menunggu kami sambil ngemil. Itu sudah terjadi sejak saya masih kecil. Tentu saja, kami mendapatkan jiwa petualang dari Kakungnya anak-anak.

Sejak muda sudah bekerja di proyek yang mengharuskannya berpindah-pindah tempat. Beliau suka alam dan suka hal baru. Beliau senang memberikan kami banyak pengalaman. Meski mungkin tidak bisa bermewah-mewah karena keterbatasan ekonomi, tapi kami bisa melihat banyak tempat bersama mereka. 

Begitupun kali ini ketika saya sudah berkeluarga. Moment quality time kami adalah menikmati alam Lombok yang luar biasa indah. Seperti saat ini, kami berniat melihat sirkuit Mandalika dari Bukit Seger yang kemarin oleh Bapak Gubernur mengizinkan warga melihat balapan dari Bukit tersebut. 

Ternyata ada dua jalan yang bisa diakses untuk sampai di kaki bukit. Ada yang harus menyeberangi jembatan bambu, tapi ada juga yang tidak perlu. Mobil bisa langsung parkir persis di bawah bukit. Ada beberapa bukit yang bisa didaki, tapi yang paling jelas melihat sirkuit lah yang paling banyak didaki pengunung. Mungkin sama seperti kami yang penasaran secantik apa sirkuit dari atas bukit.

Hanya dengan membayar Rp 5.000,-/ orang saja, kami bisa melihat keindahan Sirkuit Mandalika yang banyak dibicarakan orang. Bukit ini tidak tinggi dan tidak terjal. Bahkan anak-ank pun bisa berjalan sendiri sampai ke puncaknya. Pemandangannya MasyaaAllah indah memang.















Comments