With My Nada

Aku sudah menjadi ibu, yah seorang ibu. Waktu berjalan begitu cepat. Rasanya  baru kemarin aku masih kuliah dan menghabiskan banyak waktu untuk bermain dan bekerja. Sekarang sudah bertambah lagi tanggung jawab tepat di sembilan bulan usia pernikahanku. Belajar menjadi istri sekaligus ibu di waktu singkat. Tak mudah, tapi aku pasti bisa.

 Belajar menjadi ibu tak semudah yang dibayangkan. Banyak yang masih harus kupelajari. Memiliki seorang bayi membuat banyak pekerjaan tak tersentuh dan akhirnya harus meminta bantuan pada orang lain. Untungnya masih ada ibu dan mertua yang membantu meringakan karena si kecil masih belum bisa disambi mengerjakan pekerjaan lain. Tadinya aku selalu bisa membuat sarapan pagi buat suami, sekarang harus kelabakan kadang tak menyentuh sama sekali. Tadinya aku bisa menyetrika semua baju dalam waktu singkat sekarang sama sekali tak bisa menyetrika baju.

Ibu mertua mengambil alih hampir semua pekerjaan rumah karena aku tak bisa mengerjakannya lagi. Nada cantik belum memiliki jam tidur tetap, baru sebentar ditinggal masak udah nangis, baru sebentar cuci baju udah nangis, baru sebentar ngapa-ngapain udah nangis. Untung ibu mertua ngerti dan menyuruhku menunggu putri kecilku yang belum genap dua bulan. Mendampinginya setiap saat yang kadang tertidur pulas dalam waktu yang agak lama, tapi terkadang tertidur dengan terus menggerakkan badannya.

Nada sudah mulai lebih banyak membuka mata dan memperhatikan setiap kali diajak berbicara. Kadang dia tersenyum memperlihatkan deretan gusi tanpa gigi yang membuat hatiku bahagia tak terkira. Dia juga sudah mengerti kalau ada benda di atasnya seperti saat Mbah kakungnya memberinya mainan saat ia sedang berada di keretanya.

Kepalanya yang sudah dibotak membuatnya terlihat semakin bulat dengan pipi yang menggembung. Membuatku dan ayahnya selalu gemes dan ingin mencium setiap saat.

Benar kata orang, setiap ibu selalu khawatir kalau buah hatinya rewel atau menangis yang tak berhenti. Karena dia belum bisa berkata apapun, aku pun panik kalau dia tiba-tiba menangis yang sangat kencang dan masih menangis saat diberikan ASI. Aku pun sering memeriksa kulitnya memastikan tak ada binatang yang menggigitnya dan tak terjadi iritasi di badannya. Banyak yang masih harus kupelajari untuk bisa menjadi ibu yang baik dan merawat  buah hatiku dengan baik dan benar sehingga tak menyebabkan dia terluka.

Comments