Belajar di Luar Bersama Rumah Peradaban, Yuk

Bimillah....




Alhamdulillah... sebuah kegiatan bersama dibawah bendera Rumah Peradaban Al Hidayah Pagutan akhirnya terlaksana. Kegiatan ini berawal dari cerita kami setiap ba'da maghrib di Musholla Al Hidayah Pagutan yang ada di kompleks Perumahan Aura Mutiara. Kami melakukan pertemuan setiap Jum'at ba'da maghrib untuk bercerita siroh, mendengar cerita tokoh inspiratif, tadabur ayah Al Qur'an dan masih banyak lagi. 

Buku-buku Rumah Peradaban semakin banyak, tapi tidak dibarengi dengan kesukaan anak-anak untuk membaca buku. Saya pun harus putar otak agar anak-anak bersemangat datang ke Rumah Peradaban walau hanya sekedar bermain atau duduk bercerita. Sesekali saya melakukan quiz siroh agar mereka bersemangat membaca. Quiz siroh berhadiah tentunya untuk memantik semangat membaca meski hanya untuk hadiah. 

Namun, harapannya nanti mereka akan menikmati membaca buku dan bisa mengambil hikmah dari setiap apa yang mereka baca. Mencintai Al Qur'an dan belajar siroh adalah sebuah kesatuan yang bisa saling melengkapi untuk bisa memperkuat akidah, menjadi manusia beradab dan berakhlaq Islami. Kelak, mereka lah yang menjadi tokoh yang membangun peradaban, semoga mereka tumbuh menjadi manusia berakhlaq mulia dan beradab. Karakter pemimpin yang baik bisa dicontoh dari Rosulullah dan sahabatnya. Buku Siroh yang ada bertujuan untuk bisa memberikan gambaran pada mereka tentang karakter manusia dengan kelebihannya untuk bisa berkontribusi dan berpartisipasi dalam membangun peradaban.

Hal besar selalu dimulai dari hal kecil. Hal itulah yang mendorong saya semangat untuk mengelola Rumah Peradaban. Tak peduli bisa merubah atau tidak, yang penting saya bergerak dan berusaha semampu yang saya bisa. 

Saya pun diskusi dengan Bu RT dan Pengurus Keagamaan di Kompleks. Mereka pun support kegiatan ini dan bersemangat. Kami survey ke beberapa tempat. Pelaksanaannya, dipinjami 2 Hi Ace DPRD dengan dibayar separuhnya oleh anggota dewan yang sering mendukung kegiatan kami. Separuhnya dibayarkan oleh donatur termasuk snack dan makan siang yang sudah ada donatur. MasyaaAllah berkah sekali kegiatan ini untuk semua karena tidak hanya anak muslim saja yang ikut, tapi juga yang non muslim. 

Mereka semua semangat, semoga Rumah Peradaban bisa menjadi jalan untuk meluaskan kebermanfaatan. InsyaaAllah...

Kegiatan ini juga masih dipantau dan disupport oleh Tante Ira, partner mengelola Rumah Peradaban yang sekarang sudah ada di pulau sebrang. 



Saya memberi informasi untuk bisa kumpul 07.30 WITA di Fasum. Sopir Hi Ace juga sudah saya hubungi untuk berada di Fasum pukul 07.30 WITA agar tepat waktu saat berangkat. 






Kali ini untuk membangun semangat anak-anak mengikuti Rumah Peradaban, kami mengadakan Outing ke tempat yang seru dan menyenangkan. Ada dua tempat yang kami jadikan tujuan untuk outing yaitu The Griya Lombok, Ampenan yang merupakan tempat olah sampah kertas satu-satunya di Lombok. Sampah kertas bekas bisa didaur ulang menjadi banyak benda bernilai guna dan bernilai ekonomi tinggi. Bahkan, rumah beliau, batu batanya terbuat dari kertas juga. 

The Griya Lombok dikelola oleh seorang seniman bernama Theo yang juga merupakan pemilik rumah tersebut. Banyak sekali kerajinan hasil daur ulang sampah kertas disana. The Griya Lombok pun terlihat cantik dan unik. 

Kami tiba di The Griya Lombok yang terletak di JL. Layur Ampenan pada pukul 08.30 WITA. 
Sampai disana, kami diberikan sedikit pengarahan oleh Pak Theo mengenai langkah-langkah membuat kertas bekas menjadi karya lalu membagi anak-anak menajadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang yang sesuai usia. 

Pak Theo sedang menjelaskan tentang pengolahan Kertas bekas yang sudah tak terpakai bisa menjadi berdaya Guna dan bernilai ekonomi. Anak-anak mendengarkan dengan seksama langkah-langkah yang akan mereka lakukan. 


Memahami Proses itu penting karena tidak ada karya yang baik tanpa melalui sebuah proses yang harus dilalui.

Mulai dari yang kecil sampai yang remaja ada disini untuk menguatkan tali silaturahim dan rasa empati juga setia kawan

Kertas dirobek untuk dijadikan bubur kertas. Proses ini memakan waktu sekitar 20 menit tergantung kecepatan dan kerjasama dalam satu tim untuk bisa menyelesaikannya lebih cepat. Strategi dan kerjasama dibutuhkan disini. 

Tim cewek lebih kalem 


Tim kiddos ini semangat di awal, habis itu capek dan menyerah.


Bersama Mbak Winda, SLC baru yang banyak membantu berlangsungnya kegiatan ini. Yang dipegang itu Marchandise kegiatan yaitu Totebag Kain Blacu yang awet dan kece :) Terimakasih Mba Winda


Kiddos bikin rame

Cowok-cowok remaja yang tumben keluar barengan ya... 


Di musholla ribut, disini pun ribut, 

Bu Rt yang selalu support kegiatan Rumah Peradaban. Terimakasih Bapak, Ibu, Barokallohu fiikum

Mba Winda bawa 2 kiddos tetep semangat


Akhirnya emak-emak turun tangan setelah ditinggal makan snack sama kiddos

Bukan hanya anak-anak, Ibu-ibu pun jadi makin akrab

Bersama mereka jadi lebih bahagia. Ini tim nak TK yang bisa jadi ajang sesnsory play

Keberagaman agama membuat kami menjadi tahu arti toleransi

Tuh kan jadi emak-emak yang turun tangan :)

Kami belajar banyak disini






Memeras bubur kertas untuk mengurangi kadar air sehingga menjadi tepung kertas. 
Kerjasama dibutuhkan untuk bisa memeras sampai kadar air berkurang banyak. Jangan takut kotor yaaa 

Ada yang memegang bagian ujung jaring, ada yang bagian memeras. Yok mangats

Go...go...go...
Semangat kerjasama membawa bak untuk dibawa ke halaman untuk diperas







Berikut proses pengolahan Kertas
  1. Kertas dirobek-robek menjadi kecil-kecil
  2. Dicampurkan dengan air 
  3. Diaduk dengan air agar menjadi bubur kertas
  4. kalau sudah tercampur, kertas diperas untuk dikurangi kadar airnya sehingga menjadi tepung kertas
  5. Tepung kertas dicaampur dengan lem kertas dengan perbandingan 3 kg kertas dicampur dengan 250 gr lem kertas berbentuk pasta. 
  6. Setelah dicampurkan merata sehingga teksturnya seperti plastisin, barulah siap dicetak menjadi karya






Banyak hal yang bisa didapatkan dari kegiatan tersebut diantaranya
  • Menumbuhkan toleransi kerukunan umat beragama karena tidak hanya muslim saja yang mengikuti kegiatan ini. 
  • Menumbuhkan semangat setia kawan karena satu bus harus saling mengingatkan kalau ada yang tidak ada dalam bus
  • Mengajarkan kerjasama dalam satu tim karena kegiatan ini membutuhkan kekompakan dalam satu kelompok
  • Menumbuhkan semangat berproses karena mereka jadi tahu kalau untuk menghasilkan suatu karya butuh waktu dan usaha
  • Menjalin silaturohim, biasanya jarang ketemu sekarang menjadi bisa bertemu karena anak-anak
  • Meningkatkan rasa empati, bagi yang memiliki kelebihan tepung kertas bisa diberikan kepada temannya yang tidak berhasil membuat tepung kertas sesuai dengan kualitas yang seharusnya
  • Menimbulkan semangat berbagi sebab bagi yang kelebihan adonan untuk dicetak bisa dibagi kepada temannya
  • Melatih kreatifitas sehingga anak-anak bisa membuat karya sesuai imajinasi mereka
MasyaaAllah ternyata banyak sekali manfaat melakukan Outing kali ini. Tidak hanya anak-anak, orang tua pun bersama-sama membantu menyukseskan acara ini. Semoga donatur diberikan kemurahan rezeki. Aamiin ...

Selesai kegiatan di The Griya Lombok, kami pun beralih untuk mencoba Olah Raga yang disunnahkan Rosulullah yaitu Memanah. 

Mengapa memanah? Olah raga ini memiliki manfaat untuk melatih fokus, kekuatan otot tangan, ketelitian dan strategi. Tempat yang kami tahu adalah Taman Mekarsari Narmada.

Masuk Taman Mekarsari hanya Rp 1.000,-/orang. Banyak spot foto dan tempatnya luas. Ada beberapa tempat yang dipungut biaya yaitu berenang hanya Rp 5.000/orang, Giong gambek, seperti ayunan tinggi Rp 5.000/orang dan panahan Rp 5.000/ 15 anak panah. 

Musholla dan kamar mandi tersedia cukup untuk pengunjung. Penjual makanan murah pun banyak, tapi hari itu sepi karena banyak yang begawe. 

Alhamdulillah, kegiatan ditutup dengan Quiz Siroh yang hanya ada beberapa hadiah dari donatur juga untuk yang berhasil menjawab. Quiz siroh kali ini agak lama karena ternyata banyak yang tidak bisa menjawab. 







Semoga kegiatan ini bisa menambah semangat mereka untuk mengikuti kegiatan Rumah Peradaban selanjutnya. InsyaaAllah akan ada kegiatan lanjutan selain juga kegiatan Rutin berkisah, tadabut Surat, kelas inspirasi yang ada di Musholla Al Hidayah Perumahan Aura Mutiara juga TPQ UStadadzah Ghazali di Perumahan Griya Pagutan Indah. 

Semoga Rumah Peradaban bisa menjadi sarana untuk belajar, bertumbuh, berekspresi dan berkreasi yang bisa melahirkan tokoh Peradaban yang berakhlaq Qur'ani dan beradab mulia. 

Mulai dari hal kecil, mulai dari literasi, mari bersama menjadi lebih baik....


_Cerita Venti_

Comments