Resume Kajian Peran Orang Tua dalam Peguatan Pola Pengasuhan di Era Digital oleh Ustadz Lalu Yulhaidir

Hari Sabtu, 19 November 2022 Majelis Taklim Al Mahabbah di bawah Komite Sekolah SDIT Fauziah Yarsi Mataram menyelenggarakan Kajian dan Parenting untuk Wali Murid dan Pengajar di lingkungan sekolah Tema yang diusung adalah Peran Orang Tua dalam Penguatan Pola Asuh di Era Digital yang disampaikan oleh Ustadz Lalu Yulhaidir, M, Psi (Psikolog).

Ilmu Psikologi itu penting dalam mendidik anak karena merupakan seni dasar dalam membersamai anak-anak. Saat memahami psikologi, akan lebih mudah melakukan pendekatan dan penanganan terhadap suatu permasalahan pada anak. bahkan dr. Adian Hasan pernah mengatakan kalau psikologi adalah keharusan. 

Era Digital yang semakin menguasai dunia ini memang sudah menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua. Banyak hal positif dan bermanfaat yang tercipta, tapi banyak juga hal negatif dampak dari Digitalisasi ini. Tinggal bagaimana kita bijaksana dalam memilih langkah atas sebuah tantangan zaman. 
Seperti kata Umar Bin Khattab
 "Dunia ada di tanganku, tapi tidak di hatiku"
Itulah yang seharusnya kita miliki saat ini. Untuk itulah, sebagai orang tua, penting untuk bisa memiliki Ketrampilan dalam membersamai anak-anak di Era Digital ini. 





4 Point Ketrampilan Pengasuhan di Era Digital:

1. Membangun Critical Thinking
    ----pola berfikir kritis---
  •     perbanyak diskusi
  • meningkatkan kemampuan bertanya
  • menjelaskan sebab akibat
  • berdialog
  • mulai mengurangi bantuan kepada anak untuk menyelesaikan masalah dimulai sejak TK, sesuaikan dengan porsinya sehingga akan terbangun kemampuan berfikir proses menyelesaikan masalahnya. Semakin bertambah umur, berikan semakin banyak kesempatan bagi anak-anak belajar menyelesaikan masalahnya, dampingi dan jangan berharap hasil yang instant. Bersamai prosesnya, jelaskan langkahnya, alasannya, sebab akibatnya sehingga anak akan siap dan mandiri pada masanya.
 Contoh nyata: Pola berfikir kritis sudah dicontohkan saat Nabi Ibrahim a.s mencari sosok Tuhan. Nabi Ibrahim a.s menemukan matahari, tapi menghilang, bulan pun menghilang, berarti bukan sosok tuhan. Kemudian Nabi Ibrahim a.s menghancurkan berhala yang kecil lalu mengalungkan kapak di berhala yang besar untuk memunculkan pola berfikir kritis pada masyarakat, kalau berhala itu buatan manusia dan tidak bisa apa-apa mengapa harus disembah. MasyaaAllah

2. Kemampuan Regulasi Emosi
    ---syukur, sabar, bahagia, orang tua perlu bisa mengelola diri sehingga akan berpengaruh pada regulasi emosi anak ---

Rosulullah mengajarkan untuk Bersyukur atas Kebaikan dan Bersabar atas Keburukan.

Tantangannya adalah
  • mengurangi terlalu reaktif karena toxic lingkungan / media sosial
  • kuat, berani dan percaya diri
  • terus belajar agar terampil dalam menggunakan perangkat digital
  • Orang tua butuh kesabaran, happiness dalam mengasuh anak-anak
Saat orang tua sadar kalau telah salah langkah, maka saat itulah akan muncul penerimaan diri kalau telah salah, kemudian ada keinginan untuk memperbaiki yang akhirnya akan menghadirkan komitmen.
Tidak mengapa terlambat sadar, tapi mau berusaha memperbaiki, daripada tidak sama sekali. 

3. Relasi Positif Tanpa Kecemasan
---huznudzon pada anak ---

Orang tua harus menjadi tempat ternyaman anak-anak untuk bercerita dan belajar. Orang tua sebaiknya terus meningkatkan kemampuan diri agar bisa mengontrol anak dalam bermedia sosial, atau bahkan mengajarkan langsung pada anak menggunakan gadget yang bermanfaat sehingga tidak suudzon pada anak tentang penggunaan gadget.  Orang tua yang menyenangkan dan bisa menjadi sahabat bagi anak akan membuat hubungan orang tua dan anak menjadi lebih dekat sehingga kontrol pun akan lebih mudah dan positif. 

Biasakan tabayyun dan jangan overthinking pada anak. Hal itu akan membuat kepercayaan anak pada orang tua akan menurun sehingga tak lagi terbuka. Dengan terus menjadi orang tua yang bijak dalam menyikapi setiap apa yang terjadi pada anak, maka akan terbangun hubungan yang sehat dan menyenangkan.

4. Pengasuhan Kombinatif  (Demokratis, Otoriter& Permisif)

  • Demokratis : banyak diskusi dan dialog bersama anak
  • Otoriter : terlalu mengatur (otak belakang yang berkerja) sehingga menggunakan ketakutan
  • Permisif : serba boleh
Pengasuhan itu Seni ; Modalnya Cinta; Skillnya Pemberian Allah SWT; Metodenya harus dipelajari.


Pengasuhan adalah sebuah perwujudan dari tanggung jawab terhadap amanah sebab anak adalah amanah, bukan investasi. Kelak di Yaumil akhir, setiap orang tua akan diminta pertanggungjawabannya atas amanah yang diberikan. Apalagi Ayah yang akan mendapatkan 14 dialog tentang amanah ini, sedangkan Ibu hanya 2 dialog saja. Oleh karena itu, terus memperbaiki diri dan terus berusaha menjadi lebih baik dalam membersamai anak-anak adalah keharusan.


Kapan anak Boleh diberikan Menggunakan Gadget Sendiri?

  • Sudah Aqil Baligh ( Kompetensi Aqil adalah ketika anak itu sudah tahu membedakan dampak positif dan negatif dari yang dilihat). Banyak anak sudah Baligh tapi belum Aqil sehingga bukan hanya Baligh, Aqil nya pun harus diperhatikan. Kalau berdasarkan usia biasanya Baligh pada usia 16 tahun ke atas.
  • Mematuhi MOU (Kesepakatan) atas penggunaan gadget. Apa saja konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan harus tegas dan jelas. 
  • Konsisten  dalam mematuhi kesepakatan. Sesekali lakukan screening karena anak-anak tetap harus dalam pengawasan orang tua dalam menggunakan gadget.
  • Mengerti aturan yang jelas mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat menggunakan gadget.

Berikut Tips dalam Mengelola Emosi oleh Ustadz Yulhaidir
  1. Moving action (bergerak atau melakukan perubahan gerakan agar pikiran menjadi bisa menyalurkan emosi kepada gerakan yang berubah, menjadi lebih tenang)
  2. Ubah emosi ( mengubah emosi marah pada anak menjadi kasihan pada anak karena belum bisa mengendalikan emosinya sendiri)
  3. Ubah pikiran (  misalnya, ubah sudut pandang marah karena anak tidak mendengar perintah dengan mungkin instruksi kurang jelas, mungkin terlalu jauh memberi instruksi atau mungkin ada fokus lain yang mengganggu sehingga tidak mendengar instruksi. Lakukan dengan cara lain agar pesan yang disampaikan bisa dimengerti)
  4. Paused (ambil waktu/jeda sejenak untuk menunggu emosi mereda, baru bisa berbicara agar maksud dan tujuan tersampaikan.



catatanbelajarventi



Comments

  1. MasyaaAllah keren Bun❤️ semoga kedepannya makin banyak kegiatan² spt ini ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin InsyaAllah. Semoga bisa lebih baik ya bu

      Delete

Post a Comment