Weekend Kami ke Dermaga Telong Elong Lombok Timur

 Weekend merupakan waktu yang ditunggu-tunggu anak-anak. Ayah libur, artinya bisa bermain bersama. Meski kadang hanya keliling kota naik mobil sambil beli jajan kaki lima, tapi itu sudah cukup membuat mereka bahagia. Beberapa bulan terakhir ini kami sangat jarang keluar dari kota kecuali ke rumah Uti nya di Lombok Timur.

Kami sedang repot dengan renovasi rumah dan setelah pulang ke rumah pun masih harus berbenah. Anggaran untuk keluar rumah tidak ada, yang dikerjakan di rumah pun banyak belum beres termasuk rumah bocor yang cukup lama baru bisa diperbaiki.

Barulah sekarang bisa merealisasikan untuk stay cation lagi bersama teman-teman. Kali ini kami memilih sebuah tempat di daerah Selong Belanak. Pantai pasir putih yang ada di Selatan Pulau Lombok ini tak terlalu jauh dari Mataram. Kalau terus melewati Pantai Mawun, bisa sampai ke Pantai Kuta Mandalika yang sedang banyak dibicarakan karena adanya Sirkuit.

Kami biasa melakukan piknik bersama beberapa teman yang sama-sama sudah berkeluarga. Menikmati kebersamaan, anak-anak punya teman bermain sehingga tidak bosan, ibu-ibu juga punya teman ngobrol dan yang terpenting bapak-bapak tetap bisa berkumpul tanpa diributin istri disuruh pulang.\

Stay cation kali ini agak mendadak karena beberapa kali gagal menjadwalkan piknik pas ada yang sakit. Tujuan stay cation ini sebenarnya banyak. Bagi kami, stay cation bisa menjadi ajang untuk mengenalkan lebih banyak tempat pada anak-anak sekaligus mencari suasana baru setelah penat melakukan aktifitas rutin yang berkepanjangan.

Tidur di tempat berbeda, melepas penat, mengesampingkan bosan dan mengisi kembali semangat untuk menjalani hari berikutnya. Bersama teman-teman berkeluh kesah berbagi cerita, berbagi canda dan bertukar saran. 

Biasanya kami berangkat bersamaan, tapi ternyata semua memilikii tugas mendadak. Dua diantaranya harus menghadiri acara di Mataram sedangkan dua lagi termasuk ayahnya anak-anak harus ke Lombok Timur. Mengingat waktu menghadiri acara di Lombok Timur akan memakan waktu cukup banyak kalau harus kembali ke Mataram lagi, kami pun akhirnya ikut Ayah mengadiri acara peresmian sentra budidaya lobster yang ada di Dermaga Telong Elong Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur.

Sudah lama daerah ini menjadi daerah yang banyak dijadikan tempat memancing ikan. Dermaga ini sebenarnya direncanakan sebagai dermaga besar, tapi karena pembangunannya terhenti, sekarang hanya digunakan untuk tempat memancing warga sekitar. Selain itu, dermaga ini digunakan juga untuk menyebrang ke Restoran Apung yang ada di gili atau pulau kecil di sebrang dermaga ini. Restoran apung ini banyak dikunjungi karena tempatnya yang unik di tengah laut sambil menikmati hidangan laut dengan citarasa khas.

Kami datang sekitar pukul 11.00 WITA. Sudah bisa dibayangkan kalau akan sangat panas karena memang di pinggir pantai. Ada tenda putih untuk acara di samping bangunan yang sederhana seperti bangunan kantor yang terbengkalai. 

Dermaga ini dulunya dibangun memang untuk pelabuhan, tapi ternyata ditinggalkan begitu saja setelah ganti kepemimpinan. Ini juga yang terjadi di Labuhan Haji yang dibangun untuk dijadikan pelabuhan. Entah bagaimana bisa terjadi pembangunan yang sia-sia seperti ini. 



Saat kami sampai, ternyata acara belum dimulai. Menunggu pejabat pemerintah setempat yang akan meresmikan dulu karena sedang menikmati hidangan makan siang di resto terapung di sebrang pulau. Anak-anak tentu bosan. Saya sudah membawakan buku dan jajanan. Setelah makan camilan dan membaca buku, mereka pun bosan, lalu melihat ke sekeliling. Ada pasir dan bata yang sedang digunakan untuk membangun. Akhirnya jadilah karya Mbak Nada. 
Ada saja yang dikerjakan Mbak Nada. Dia tak kehabisan ide bermain dengan apa yang ada di sekitarnya.

Dermaga di belakang itu sekarang hanya digunakan untuk penyebrangan ke resto apung

Merasa kebersamaan dengan mereka hanya sebatas masa kecil saja, kami memanfaatkan semaksimal mungkin yang kami bisa. Mengajak mereka di setiap kesempatan yang kami punya untuk mengajarkan banyak hal pada mereka. Memberi makna bagi setiap apa yang mereka lakukan. Belajar bersama mereka menjadi lebih baik. 

 Menunggu hampir tiga jam, emak berkeliling mengamati maping plan sentra budidaya lobster yang akan dibuat di tempat ini. Banyak stakeholder yang diundang untuk bisa ambil bagian dalam menyukseskan progam ini. Berharap petani lobster mendapatkan banyak kemudahan dan keuntungan. Namun, sering kali justru mereka lah yang dirugikan. Mereka yang mendapatkan harga jual rendah dibanding stake holder yang lain. Belum lagi ketika hasilnya tidak sesuai dengan perkiraan karena gagal panen atau karena kejadian yang lain. 

Semoga petani bisa semakin sejahtera dengan banyaknya program yang memudahkan untuk budidaya dan memasarkan hasil panennya. 

Comments