Living Asia, Menikmati Tenang di Tepian Senggigi

Dokumentasi Pribadi

 Menjalani penat dan lelah beraktifitas tentu membutuhkan suasana yang baru untuk bisa menyegarkan kembali pikiran dan hati. Kami menikmati quality time dengan menepi dari hiruk pikuk, menikmati alam dengan cara kami. 

Kali ini, kami memililih Living Asia Hotel untuk menikmati libur sekolah anak-anak dan membangun kedekatan, menciptakan moment. Staycation menjadi salah satu pilihan kami karena Lombok merupakan pulau kecil yang mudah dijangkau kemana saja. Banyaknya penginapan yang menyajikan pemandangan memukau menjadi daya tarik untuk mengunjunginya.

Mencari Referensi di Paltform Pencarian Hotel


Biasanya kami memulai dengan mencari referensi di platform booking hotel seperti Traveloka, Agoda atau Tiket.coom karena beberapa kali kami mendapatkan harga promo di paltform tersebut. Kadang kami cepat mendapatkannya, tapi terkadang juga butuh waktu beberapa hari untuk bisa menentukan tempat yang kami jadikan pilihan staycation.

Beberapa kali, mencari di aplikasi memang lebih murah dibanding langsung datang ke Hotel atau Resortnya. Namun, perlu membandingkan di beberapa platform karena memiliki diskon yang berbeda. Jangan lupa juga untuk menghitung pajaknya karena harga yang tertera ada yang sudah termasuk pajak, ada yang tidak termasuk pajak. 

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah fasilitas yang didapatkan dengan perbedaan harga. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah tipe kamar, breakfast juga pemandangan kamar yang diberikan. Tiga hal tersebut yang membedakan harga di masing-masing kamar. Untuk mendapatkan gambar yang mendekati kondisi yang sebenarnya, perlu untuk membandingkan beberapa gambar dari berbagai sumber. 


Temukan Hotel yang Berbeda Konsep untuk Mendapatkan Suasana yang Berbeda

Sepanjang Pantai Senggigi, banyak hotel yang tentu saja menawarkan pemandangan pantai. Setiap penginapan memiliki keunikan masing-masing, memberi warna dan kesan yang berbeda. 

Kami memilih Living Asia Hotel karena tempatnya terlihat luas dan tenang. Konsep hotel ini tidak bangunan tinggi dan konsep cottage dengan lebih banyak kaca. 

Kami memilih kamar yang tidak jauh dari pantai sehingga ketika semua kaca dibuka, pepohonan dan pantai menjadi terasa begitu menenangkan. Jauh dari padat, jauh dari kepenatan. Membuang lelah, menepikan isi kepala yang penuh dengan kekhawatiran dan kecemasan akan hal yang akan terjadi. 


Dokumentasi Pribadi



Kamar Hotel Living Asia (Dokumentasi Pribadi)

Kamar mandi semi outdoor di kamar bagian bawah (Dokumentasi Pribadi)



Kolam Renang Tepi Pantai (Dokumentasi Pribadi)


Memberi ruang oksigen masuk dengan begitu tenang dan menyenangkan ditemani angin pantai dan suara debur ombak. Ruang terbuka di hati dan kepala memberi sejuk yang menenangkan. Ini sementara, tapi cukup untuk bisa menjadi tempat memilah rasa dan meneduhkan jumawa.

Membuat moment bersama mereka yang kelak akan menapaki kehidupan yang lebih banyak, menemui masalah yang lebih banyak dan tak bisa berhenti untuk menghadapinya. Mengingatkan diri kalau tak semua harus segera diselesaikan, ada kalanya butuh jeda untuk bisa berjalan lebih jauh, mengangkat beban berat itu kembali dan siap menghadapi ujian yang bahkan tak pernah diprediksi.

Menikmati Kolam seperti milik pribadi karena tidak ramai (Dokumentasi Pribadi)


Pantai dengan bebatuan di tepi Hotel (Dokumentasi Pribadi)

Suasana sore di Tepi Pantai (Dokumentasi Pribadi)


Living Asia menyajikan ketenangan, lampu yang tak terang benderang rasanya sedang melindungi diri dari segala tekanan dan sorotan kehidupan. Remang dan redup lampu membuat kami merasa sedang dibelai kebisuan, dibuai kesyahduan menikmati malam tanpa keriuhan. 


Resto tepi Pantai (Dokumentasi Pribadi)


Menikmati Pagi yang cerah dengan matahari yang tak malu menyinari hari, tak enggan memberi hangat dan langit yang mulai terlihat. Awan pagi memberi sejuk diiringi angin laut dan deburan ombak. 

Sarapan ala Western

Kopi, teh, jus, salad buah dan salad sayur sudah tersedia di Resto sebagai teman pagi kami. Aku memilih kopi sedangkan suami memilih teh hangat untuk memulai. Sepotong pastri untukku dan roti selai coklat untuk anak-anak. Susu dan cereal menemani sarapan mereka. 

Pagi itu, kami disediakan buffe makanan western karena pengunjung lebih dari 75%. Menu yang disajikan berbagai macam grill mulai dari sosis, daging, ayam, ikan laut, kentang goreng yang lengkap dengan beberapa saus. Selain itu, nasi goreng dan soto juga tersedia sebagai pilihan makanan Indonesia. 

_Cerita Venti_




Comments