Siang itu, kami tidak punya tujuan makan siang. Salah seorang dari kami mengajak untuk ke Bonjeruk, begitu tempat makan ini terkenal di kalangan orang-orang. Belum ada diantara kami yang sudah pernah datang untuk makan di tempat yang katanya makanannya cukup khas.
Kami mencoba menelusuri menggunakan Gmap dengan petunjuk arah Bonjeruk. Kami menemukan arah menuju Warung Bambu, Desa Wisata Bonjeruk Lombok Tengah.
Perjalanan menuju ke lokasi tidak lebih dari 30 menit perjalanan dengan kecepatan sedang. Bagi kami yang sudah tinggal di Lombok, lokasi ini tidak sulit ditemukan, Namun, bagi pendatang yang menjelajah Lombok sendiri mungkin butuh waktu lebih lama karena harus memperkirakan arah. Namun, google map cukup membantu dan akurat menunjukkan lokasi ini.
Ada 2 lokasi Warung Bambu ini. Kami singgah di lokasi cabang dari warung utamanya. Menurut penuturan karyawannya, di lokasi ini warung hanya buka sampai pukul 18.00 WITA, sedangkan di cabang utamanya buka hingga pukul 21.00 WITA. Letaknya tidak jauh dari lokasi ini, tapi masih lebih jauh meski masih satu jalan yang sama.
Parkir yang disediakan tidak terlalu luas, dibagi menjadi dua tempat agar kendaraan roda empat bisa cukup. Parkiran tanah yang khas perkampungan yang teduh dan tenang menyambut kedatangan kami. Memasuki area yang penuh dengan berugak di samping pohon bambu, kami memilih berugak yang cukup lebar karena kami datang beramai-rami sekitar 12 orang termasuk anak-anak. Mempertimbangkan kenyamanan anak-anak bergerak, kami mendapatkan berugak paling besar dibanding yang lain.
Sumber: image googlePegawainya semuanya menggunakan baju lambung, pakaian adat sasak meski dengan riasan kepala yang tidak berlebihan. Mungkin ini potret gadis sasak jaman dulu. Pemudanya juga memakai kaos dan kain songket pabrikan sebagai bawahan. Dengan penutup kepala khas suku sasak yang membuat kami pun makin merasa sedang ada di masa lampau. Suasana tempat makan dan lingkungannya sayang mendukung terlihat klasik dan antik.
Konsep tempat makan seperti ini cukup jarang, bahkan mungkin baru ada disini saja. Menawarkan suasana khas suku sasak lengkap dengan pakaian yang digunakan semua pegawainya.
Menu makanannya pun tidak banyak. Menu yang ditawarkan hanya paket nasi yang terdiri dari nasi, ayam goreng asem, ayam bakar sambal sasak, tempe goreng, nila goreng dan sayur kelor jagung. Satu porsi cukup untuk bertiga atau berempat, tergantung kebiasaan makan. Makanan tambahan di luar paketan adalah dendeng daging dan bebalung. Kami akan ditanyakan mau pesan berapa paket dengan tambahan atau tidak.
![]() |
Sumber: foto google |
Pilihan minuman pun tidak banyak. Es kelapa, es teh dan es jeruk saja. Sederhana, seperti konsepnya. Tak banyak menu, tak membuat kita bingung.Cocok bagi yang suka bingung memilih kalau terlalu banyak menu.
Uniknya lagi, tempat cuci tangannya diberikan sebuah teko dari tanah liat yang dulu digunakan untuk tempat menaruh air minum. Saya kira itu adalah tempat air minum, ternyata tempat air cuci tangan.
Salah satu tempat makan yang menyajikan makanan khas Lombok ada di daerah Lombok Tengah. Nama daerahnya adalah Bonjeruk, Lombok Tengah. Tempat makan ini terkenal sebagai Warung Bambu karena tempatnya yang terletak di tengah pepohonan bambu.
Nuansa kampung yang nyaman, teduh dan asri makin menambah syahdu suasana. Rasanya seharian pun betah ada disini.
Masih ragu untuk
Comments
Post a Comment