Makan Sate Bulayak Inak Aton Sesaot, Aja

Cuaca di kota Panas? Mencari udara sejuk di pinggiran kota menjadi salah satu cara untuk bisa mengembalikan energi yang terkuras selama seminggu. Apalagi Mataram sudah menjadi tempat yang sudah mulai padat dan membuat penat. 

Daerah pinggiran Mataram pun banyak pilihan untuk menghilangkan penat. Menepi dari segala kesibukan yang menuntut untuk bekerja cepat.

Salah satu tempat yang bisa dijadikan untuk menghirup udara segar dan menikmati air sungai yang jernih adalah di daerah sesaot. Butuh waktu sekitar 30 menit dari kota Mataram untuk sampai di derah Sesaot melalui jalan Suranadi. Kami memilih jalan melalui Taman Narmada menuju ke arah utara.

Semakin ke Utara, udara terasa semakin sejuk. Jalanan mulai lengang, sawah dan pepohonan menjadi pemandangan paling dominan. Menyusuri jalanan yang didominasi dengan warna hijau dan coklat dengan udara yang bersih tanpa bising suara kendaraan membuat hati terasa lebih tentram

Berbekal Google map, kami menuju sebuah gang kecil. Jalan masuk menuju tempat parkir yang tak terlalu luas di depan sebuah warung sederhana. Ada dua kamar di bagian atas berbentuk seperti rumah panggung yang digunakan untuk sholat dan sebagai cadangan kalau berugak di bawah penuh. Ada kamar mandi dan tempat wudhu di samping kamar tersebut untuk memudahkan pengunjung bilas setelah berbasah-basahan di sungai. Tempat sholat yang nyaman untuk pengunjung menjadi salah satu pertimbangan kami setiap kali ke tempat wisata. 

Parkir yang disediakan tidak terlalu luas. Mobil yang bisa parkir di halaman warung mungkin tidak lebih dari 8 saja tergantung besar kendaraan. Namun, ada lahan lain yang tak jauh dari sana yang bisa digunakan untuk parkir. Biaya parkir hanya Rp 5.000,-/mobil. 

Harga makanannya pun tidak terlalu mahal. Sate bulayak dipatok kisaran harga Rp 25.000,- hingga Rp 28.000,- tergantung pilihan daging yang diinginkan. Ada rujak, pisang goreng dan lupis yang cukup Rp 10.000,- per porsi. Harga minuman pun sekitar Rp 10.000,- untuk teh dan jeruk. Banyak pilihan minuman yang ditawarkan seperti kopi dan milkhsake yang harganya tidak lebih dari Rp 20.000,-.

Cukup terjangkau bukan? Apalagi melihat sungai yang jernih dan aman untuk anak-anak, pasti akan menambah kenyamanan. Memberikan pengalaman main di kali untuk anak-anak perkotaan yang mungkin tidak pernah merasakannya. Merasakan sejuknya mata air alam dan tentu bisa menjadi tadabur alam sebagai salah satu bentuk syukur atas nikmat Allah SWT yang tak terhingga. 

Perjalanan selalu menjadi ajang untuk melihat lebih banyak bumi Allah SWT bertujuan mengisi tangki iman dan syukur yang terkikis oleh hawa nafsu. Bersama anak-anak tadabur alam untuk sadar kalau Kausa Allah SWT sangat luas, banyak hal yang harus dipelajari. Mengikis kesombongan, betapa kecilnya diri ini dibandingkan Maha PengasihNya. 

Bersama anak-anak belajar mengaitkan ciptaanNya dengan KuasaNya, Maha PengasihNya dan menambah tangki syukur atas apa yang sudah dijalani sampai saat ini. 



Disediakan tempat duduk persis di samping kali untuk menikamti makanan.

Banyak pilihan makanan dan minuman yang sederhana, tapi nikmat. Udara dingin membuat kami cepat menghabiskan semua makanan

Sungainya jernih dan banyak bebatuan. Anak-anak jadi tahu manfaat bebatuan di Sungai untuk apa.

Masyaa Allah Tabarokallah, disni rasanya sejuk dan tenang. Jauh dari hiruk pikuk dan keangkuhan kota. 

Rasanya semua yang ada disini bisa merasakan transfer energi dari alam ke diri yang sedang penat dan lelah. 



Berada disini, saya jadi sadar kalau kesimpulan saya salah tentang sungai di Lombok. Saya selalu menganggap semua sungai di Lombok kotor karena digunakan untuk membuang sampah rumah tangga. Namun, ternyata disini tidak. Betapa Allah SWT memberikan keseimbangan di muka bumi ini, jadi sebagai makhluk berakal, sudah seharusnya kita mengambil bagian untuk melestarikan, bukan merusaknya. 

_Cerita Venti_

Comments