Menjadi bagian dari Spirit Nabawiyah Community (SNC) seperti sebuah titik balik bagiku. Aku seperti menemukan sebuah energi baru untuk bisa berubah menjadi lebih baik dan bermanfaat lebih banyak untuk orang lain.
Semakin dewasa usia, semakin banyak melihat sekeliling, rasanya sudah ingin lebih bermanfaat untuk lebih banyak orang. Awal mengenal komunitas ini adalah ketika mengenal Buku Pintar Iman dan Islam dari Mbak Gina Handayani. Sejak itu, saya terus mengikuti story sosial media Mbak Gina dan makin jatuh hati dengan program wakaf buku. Wakaf buku adalah sebuah sarana untuk bisa menyebarkan banyak buku kepada mereka yang memang terbatas dalam mengakses buku siroh.
Buku-buku premium dengan harga yang tidak murah ini jarang bisa diakses oleh banyak orang. Banyak yang tidak bisa mengakses karena keterbatasan mereka, bukan hanya tentang dana tapi juga pengetahuan tentang pentingnya siroh. Adanya program wakaf buku siroh ini benar-benar membuat saya semakin yakin kalau komunitas ini mementingkan kebermanfaatan.
Setelah bulan Desember 2021 lalu bergabung menjadi bagian dari SNC (baca esensi), saya semakin jatauh hati dengan adanya program Rumah Peradaban SNC. Sebelumnya saya tidak tahu kalau ada program ini, ternyata berada di sini rasanya sangat bersyukur. Dikenalkan dengan orang-orang yang ingin memiliki niat yang sama, yaitu kebermanfaatan. Rumah Peradaban adalah salah satu cara bermanfaat dari hal kecil yang bisa dilakukan di sekitar saya.
Saya pernah punya keinginan untuk bisa membuat perpustakaan di daerah-daerah yang terpencil. Saya punya impian lebih banyak anak bisa mengakses buku, bisa cinta dengan membaca dan berbudaya membaca sebagaimana Rosulullah SAW menerima wahyu pertama adalah untuk membaca. Saya adalah salah satu orang yang suka membaca apapun dan saya terbiasa dengan suatu proses, bukan instant seperti sekarang. Menyimpulkan sesuatu itu dari hasil membaca yang panjang.
Saya juga paling suka ke perpustakaan. Perpustakaan merupakan sebuah tempat yang bisa saya gunakan sebagai tujuan ketika sedang banyak isi kepala. Perpustakaan membuka mata saya kalau banyak yang saya tidak tahu, banyak yang saya baru tahu dan banyak yang saya bisa pelajari. Saya ingin lebih banyak anak yang bisa menikmati membaca, mengambil hikmah dari bacaan dan lebih memiliki wawasan yang luas.
Saya pernah membantu teman untuk bisa mendapatkan peluang mendirikan rumah baca di desa terpencil, tapi nyatanya mereka tidak serius bahkan disaat tawaran itu datang. Saya miris melihat anak-anak yang tidak memiliki akses buku bacaan yang cukup, tidak memiliki keinginan membaca, tidak memiliki semangat menambah wawasan juga tidak memiliki ketertarikan dengan bacaan apapun itu. Mereka lebih suka yang instant dengan mencari di mesin pencari yang terkadang tidak semuanya benar.
Rumah Peradaban ini adalah salah satu impian saya. Impian untuk bisa membuat anak-anak sadar pentingnya membaca, pentingnya wawasan yang luas dan pentingnya mengambil kesimpulan setelah membaca semua isi bacaan. Meski awalnya tes wawancara sebanyak 2x gagal, akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk mengelola Rumah Peradaban SNC.
Ada seorang teman yang bersedia membantu untuk mengurus ini untuk membangun minat baca anak-anak dan memberikan ruang kepada mereka untuk berekspresi dan berkreasi. Saya memang pernah punya impian bisa punya mini perpustakaan dirumah yang bisa dibaca lebih banyak orang. Namun, untuk saat ini memang belum terealisasi karena keterbatasan dana setelah renovasi habis-habisan.
Saya pun sedang mengumpulkan lebih banyak buku dari berbagai sumber untuk bisa dibaca. Ternyata Rumah Peradaban adalah salah satu cara Allah mewujdukan impianku dengan sangat tak terduga. Impian untuk bisa bersama banyak anak-anak membaca buku bersama, berbagi cerita, berbagi kisah, membahas tentang dunia. Rasanya saya seperti memiliki semangat baru saat bisa menjadi pengelola Rumah Peradaban.
SNC seperti rumah yang membuat saya nyaman. Disini saya diajak untuk belajar banyak hal, salah satua yang saya suka adalah ketika SNC menitikberatkan kepada kebermanfaatan. Memunculkan gelombang kebermanfaatkan lebih luas dan lebih besar. Meski mungkin tidak bisa berbuat sesuatu yang besar untuk perubahan, tapi setidaknya dari sesuatu yang kecil, kita bisa membuat gelombang kebaikan itu terus meluas. InsyaaAllah.
Awalnya memang tidak mudah, pasti akan ada banyak kendala dan tantangan yang akan dihadapi. Apalagi memulai sesuatu yang baru itu tentu tidak mudah. Namun, kalau dilakukan secara konsisten dan terus menerus, insyaa Allah akan berbuah manis. Meski mungkin tidak di dunia, Allah pasti sudah menyiapkannya di akhirat. Apalagi buku siroh tidak dianggap menarik oleh anak-anak, tapi Sygma Daya Insani (SDI) memberikan banyak pilihan buku agar anak-anak tertarik. Tinggal bagaimana kita mengenalkan dan membuat mereka jatuh hati dengan siroh yang merupakan teladan nyata yang bisa diambil banyak hikmah.
Tujuan saya di Rumah Peradaban ini bukan hanya ingin anak-anak suka membaca, tapi juga membuka wawasan dan memberi mereka ruangg untuk berfikir kritis. Berharap kelak akan muncul tokoh peradaban yang berakhlaq mulia dengan meneladani Nabi dan Rosul yang Allah SWT utus dengan segala tantangannya. Bukan hanya itu, Rumah Peradaban adalah wadah untuk mencintai Allah dan Rosulnya dengan berbagai cara untuk terus mengalirkan kebaikan yang semakin besar.
Sebab ibadah itu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dakwah itu bisa dialirkan melalui rasa yang bertumpu pada niat. Ketika sudah memiliki niat yang bulat, punya tujuan yang jelas dan kuat, saat itulah langkah nyata menjadi lebih semangat meski tentu banyak rintangan dan tantangan.
Berharap mereka kelak bisa menjadi tokoh peradaban Islam yang memiliki akhlaq Qur'ani dan membawa perubahan yang lebih baik. Sebab mengubah orang dewasa itu lebih sulit daripada membimbing anak-anak. Mengenalkan mereka kepada lebih banyak jalan kebaikan, mengenalkan mereka sejarah, mengenalkan mereka kepada banyak wawasan agar mereka terbiasa untuk mengetahui sebuah peristiwa itu dari perspektif yang luas dan terbiasa untuk melihat sesuatu dari hal yang positif.
Comments
Post a Comment