Pengalaman Menginap di Kumbara Villas

 Weekend menjadi salahs atu waktu yang ditunggu anak-anak karena bisa berlama-lama dengan Ayahnya. Weekdays tentu saja sudah disibukkan dengan pekerjaan si Ayah di luar kota. Meski seminggu dua kali pulang, tapi tetap saja pulang malam dalam keadaan lelah membuat mereka tidak puas bermain. 

Weekend menjadi tempat quality time yang sangat dinantikan meski kadang hanya mengantar mereka naik odong-dong ke taman kota. Namun, weekend kali ini, kami hanya ingin mencari tempat yang nyaman untuk kami bisa bermain bersama tanpa ribet dengan urusan rumah. Menepi sejenak dari rutinitas, weekend ini kami memilih menginap di villa privat pool.

Sambil beberes baju, kami mencari beberapa referensi menginap yang nyaman untuk bisa menghabiskan waktu bersama. Kawasan Wisata Kuta Mandalika yang sedang gencar dipromosikan dan sedang dalam tahap pembangunan kawasan MOTO GP menjadi pilihan kami. Selain banyak pantia yang bagus, mencari makan dari yang murah hingga yang mahal pun banyak tersedia. 

Harga penginapan jauh dari harga normal karena pandemi. Banyak yang banting harga agar tetap bisa bertahan di masa yang sulit bagi banyak pengusaha. Sektor wisata yang sedang dipromosikan besar-besaran dan menjadi harapan besar bagi Lombok cukup terdampak. Demi terus dapat bertahan, mereka pun rela menurunkan harga.

Awalnya mencoba mencari melalui situs booking online, tapi saat akan melakukan pembayaran, harganya berbeda dengan harga yang tertetera. Kami pun mencoba untuk mencari nomor telepon villa di internet dan mencoba menghubunginya sendiri Mmebandingkan harga yang seharusnya dengan harga di situs pemesanan online. Hanya beberapa yang mengangkat telepon kami, salah satunya adalah Kumbara Villas.

Benar saja, harganya selisih cukup lumayan dengan booking langsung. Ada dua pilihan yang ditawarkan untuk kami, yaitu Kumbara Villas dan Kablilla Villas. Bedanya, Kabilla Villas memiliki kamar di lantai dua sedangkan kolam dan ruangan yang lain ada di lantai bawah. Harganya pun selisih Rp 200.000,- lebih mahal dibanding dengan Kumbara Villas yang hanya satu lantai. Fasilitasnya sama, ada dapur, tempat makan, TV, ruang tamu, private pool dan kamar dengan ruangan yang cukup besar. Bagi kami yang memiliki dua anak kecil, tidak disarankan mengambil Kabilla Villas karena ada dua lantai yang tidak ramah anak. 

Kami pun memilih Kumbara Villas dengan harga Rp 770.000,-/malam sedangkan Kabilla Villas Rp. 900.000/malam. Harga ini jauh dari harga normalnya yang diatas RP 1.000.000/ malam untuk fasilitas seperti ini. Letak villa ini pun tak jauh dari Pantai Kuta. 

Kawasan Kuta Mandalika sedang disiapkan untuk menjadi Kawasan Wisata yang nantinya bisa mendongkrak pariwisata Lombok dengan dibangunnnya sirkuit dan beberapa fasilitas yang menunjangnya. Meski tidak bisa digunakan di tahun 2021 ini, tapi pasti akan terwujud. Kawasan Masjid Mandalika dan Bazar sudah disiapkan. Wisata alam dan eksotis sudah dirapikan, hotel dan penginapan banyak tersebar.

Kali ini, kami hanya ingin menikmati kebersamaan di penginapan saja karena si Ayah sedang sakit pinggang. Berenang menjadi salah satu cara untuk bergerak dan dia memikirkan saya yang kurang leluasa berenang di kolam renang bersama. Private Pool menjadi pilihan kami karena kami ingin lebih intim bersama anak-anak.

Setelah sjholat dzuhur, kami pun langsung berangkat menuju kawasan Kuta Mandalika yang berjarak kurang lebih 45 menit menggunakan mobil dari Mataram. Kawasan dekat Bandara Inernasional Lombok yang berada di Selatan Lombok Tengah itu banyak dikunjungi wisatawan yang baru saja landing. Desa Adat Sade dan Ende menjadi pembuka wisata yang memperkenalkan adat sasak mulai dari rumah, kebiasaan, kehidupan hingga tenun khas Suku Sasak. 

Tak seperti sebelum pandemi, kawasan wisata terlihat begitu lengang padahal saat itu sedang weekend. Weekend biasanya menjadi saat yang paling dinanti karena banyak wisatawan asing maupun lokal yang datang berkunjung. Dibuatnya Desa Ende adalah untuk memecah keramaian di Desa Sade yang selalu ramai pengunjung hingga bertumpuk-tumpuk. Namun, kali ini parkiran dua Desa Adat itu terlihat sepi. Hanya beberapa mobil yang parkir, tak seperti biasanya yang sampai penuh parkirannya.

Begitu pula degan hotel dan tempat wisata yang lain, Semua sedang mengalami masa yang tidak mudah, tapi harus dilewati untuk bisa bangkit dan tumbuh kembali. Wisatawan lokal menjadi sasaran pemasaran wisata dengan memberikan banyak promo seperti diskon hotel dengan fasilitas yang juga dikurangi. Strategi pemasaran ini cukup menarik minat wisatawan lokal karena bisa menginap dengan harga terjangkau, tidak seperti biasanya.

Sebuah pesan Whatsapp masuk di HP, ternyata dari admin Kumbara Villas yang mengirimkan denah lokasi tempat kami memesan penginapan. Banyak sekali penginapan di daerah itu sehingga akan sulit kalau tidak diberikan kejelasan arah. Banyak jenis penginapan disajikan di Kawasan dekat Pantai Kuta itu. Mulai dari penginapan sekelas Homestay hingga Villa. Namun, tidak ada hotel yang berada di kawasan pinggir panti di daerah Kuta ini. Hanya ada satu hotel yang persis di pinggir pantai, tapi tidak berada di dekat Pantai Kuta, yaitu Hotel Novotel. Konsep kolam renang pinggir pantai dengan suasana pantai yang asik dan tenang disuguhkan disana.

Meski demikian, hotel di sekitar Kuta Mandalika harganya cukup terjangkau dan bisa hanya berjalan kaki menuju pantai. Selain itu, mencari makan dan belanja logistik pun lebih mudah di Kawasan Kuta Mandalika karena banyak mini market, warung kelontong dan bahkan Fresh Market khusus Buah dan Sayur bekualitas ada disana. Pilihan makanan pun tersaji dari yang murah sampai yang mahal, mulai dari nasi bungkus hingga makanan berlabel Western atau makanan Indonesia berbahasa Inggris yang berubah harganya pun banyak pilihan. 

Sampai di penginapan, kami disambut dengan ramah. Sebuah konsep lobi yang simple dan tak terlalu luas persis di sebelah parkiran mobil yang tidak luas juga. Lorong menuju Villa yang berkonsep kayu dengan pintu besar itu sangat sangat natural. Pintu kayu besar villa ini menimbulkan kesan yang homey dan adem. Begitu dibuka, pemandangan yang memanjakan mata tersaji di depan mata. Benar-benar sesuai dengan espektasi kami. Furniture kayu dengan pohon palm di samping kolam renang membua suasana menjadi lebih menenangkan.









Interiornya lebih banyak didominasi oleh kayu dan anyaman bambu berwarna cokelat. Anak-anak bisa bermain lebih leluasa, hanya perlu pengawasan karena ada kolam renang di tengah villa. Berenang pun lebih leluasa karena tidak perlu keluar kamar, bagi saya yang menggunakan hijab. Suasana tenang dan nyaman menjadi daya tarik tersendiri di sini. 

Dapur dan ruang makan membuat kami lebih nyaman dalam memasak untuk anak-anak yang suka makanan hangat. Kami bisa menghangatkan makanan ataupun memasak sendiri karena peralatan masaknya pun lengkap. Membeli sayur dan lauk pun dekat dari villa. Jadi, kami bisa memasak kapan saja tanpa khawatir lapar untuk anak-anak. Hanya magic com saja yang tidak ada, jadi kami tetap harus membeli nasi putih di luar. 

Biaya sewa kamar yang kami bayar tidak termasuk breakfast, tapi bisa memesan menu breakfast kalau menghendaki. Kami pun memilih sarapan mudah dan praktis, yang penting anak-anak tetap nyaman. Apalagi berenang bisa dilakukan setiap saat dan biasanya setelah berenang pasti akan lapar, jadilah stok roti, mie dan telur kami sediakan untuk membuat roti bakar atau mie telur saat lapar.

Malamnya, kami berjalan ke atas bukit untuk makan di sebuah Resto yang bisa melihat pantai dari atas. Pemandangan saat siang begitu luar biasa, kali ini kami ingin menikmatinya malam hari. Selesai sholat Maghrib, kami pun bertolak ke Asthari. Areal resto ini bisa digunakan untuk kelas yoga juga. Tempat yoga nya pun sangat berbeda. 


Sayangnya, malam ini kami datang sudah sangat terlambat. Resto sudah mau tutup dan esoknya akan ada event bulanan yaitu makan dengan tarif Rp 80.000,-/orang all you can eat dengan menu western dan Indonesia yang bergantian di jam 1 siang. Kami pernah menikmatinya beberapa bulan yang lalu saat perayaan 17 Agustus 2020. Kami mampir setelah menginap di salah satu hotel bersama teman-teman yang memang biasa piknik bersama. 

Kami menikmati tumpeng nasi kuning, sate, prasmanan dengan  menu sehat western yaitu salad ubi ungu dan crepes. Kami lima keluarga dengan pasangan dan masing-masing membawa dua anak cukup menikmati nuansa siang yang sejuk di atas bukit dengan pemandangan yang indah di bawah. 

Malam ini pun tak kalah indah karena lampu yang membuat suasana menjadi nyaman dan deretan lampu daerah Kuta Mandalika yang terlihat indah dari ketinggian. Pantulan iar laut membuat suasana menjadi sangat damai. Sesederhana ini bahagia, cukup dengan bersyukur atas apa yang Allah anugerahkan. Mungkin kami memang belum bisa jalan-jalan ke Jawa, tapi kami diberi kesempatan menikmati indahnya Pulau Lombok dari banyak sudut. 

Mengenalkan pada dua buah hati kesayangan kami kalau pulau sekecil ini saja punya banyak keindahan, apalagi dunia dan seisinya. 

"Masih banyak yang kita belum tahu dan masih banyak sekali nikmat yang Allah berikan pada kita dengan segala hikmah yang ada dibalik segala ciptaanNya. Nah, itulah kenapa kita harus terus belajar. Belajar itu nggak ada hentinya dan jangan lupa terus bersyukur."

Entah si Gendhuk mengerti atau tidak, tapi paling tidak, saya sudah berusaa menyampaikan dan mengulang apa yang memang seharusnya saya sampaikan sebagai orang tua. Memberikan pengalaman dan pengertian kepada mereka lebih penting daripada sekedar memberi tanpa memaknai. Saya berusaha untuk memberikan makna dan manfaat dari setiap apa yang berusaha kami berikan pada mereka yang nanti akan tertanam dalam benak mereka dan berharap bisa menjadi bekal bermanfaat untuk kehidupan mereka. 

Setelah makan, kami kembali ke penginapan. Sebelum ke penginapan, kami sempat mencari telur, sayur dan mie untuk sarapan besok pagi karena sudah ada roti dan buah yang kami bawa. Hanya menambahkan beberapa bahan masakan yang sekiranya diperlukan sampai kami check out saja dan memenuhi kebutuhan anak-anak yang mungkin lapar setelah berenang. 

Sekitar tempat menginap ternyata banyak minimarket yang menjual berbagai bahan makanan bahkan buah dan sayur pun ada. Ada pula Fresh Mart yang khusus menjual buah dan sayur berkualitas dengan kemasan yang lebih higienis. Tentu harganya berbeda dengan harga pasar.

Setelah puas berkeliling melihat suasana di sekitar KEK Mandalika, kami pun kembali ke penginapan. Anak-anak sudah mengantuk. Mereka langsung tidur dengan nyaman. Saya dan suami bisa ngobrol banyak sambil makan buah, mendengarkan musik dan menulis di luar kamar. Kami memanfaatkan quality time kali ini hanya untuk ngobrol santai, bercerita tentang kami dan kelucuan anak-anak tanpa direcoki dengan cucian piring, jemuran, setrikaan ataupun lantai kotor yang harus disapu atau dipel. 



Paginya, kami berenang pagi-pagi, tapi sebelumnya anak-anak harus mengisi perut terlebih dahulu. Kami lebih bisa leluasa berenang bersama tanpa harus malu dengan orang lain ketika berenang di kolam renang bersama. Benar-benar terasa lebih dekat satu sama lain dan leluasa. Anak-anak senang karena kami bisa berenang bersama, tidak seperti biasanya harus bergantian. 

Hari ditutup dengan makan dan pakcing. Sebelum pulang, kami pun menyempatkan berfoto keluarga dengan kamera otomatis. 






Check out dari Kumbara Villas, kami menyempatkan berjalan-jalan ke lokasi yang sedang dibangung sirkuit MOTO GP dengan segala fasilitas pendukungnya. Memang belum terlihat jelas gamabarannya karena masih dalam tahap pengerjaan. Hotel besar sedang dibangun, terlihat begitu megah dengan lokasi yang sangt strategis. Dekat dengan semua kawasan wisata KEK Mandalika juga dekat dengan lokasi MOTO GP.

Anak-anak sudah terlelap karena lelah berenang. Kami berdua menikmati perjalanan kembali ke Mataram sambil membicarakan tentang rencana-rencana kami ke depan. Perjalanan menjadi saat yang menyenangkan untuk berbincang dan menyampaikan apa yang ada dalam hati. Rasanya lebih nyaman dan menyenangkan.




Comments