Belajar Puasa si Sulung

Alhamdulillah... Marhaban Yaa Ramadhan...

Alhamdulillah dipertemukan dengan bulan suci dalam keadaan sehat sehingga bisa menunaikan ibadah wajib puasa yang merupakan detox diri dan sebagai pengingat bahwa ada yang merasakan puasa seperti ini karena keadaan dalam waktu yang lama. Sebagai sebuah empati pada mereka yang kurang mampu dan bulan yang segala amal baik dilipat gandakan adalah bulan yang mulia untuk bisa bersedekah sebanyak-banyaknya.

Ramadhan kali ini, kami diajak untuk ikut Ayah di Lombok Timur, tempatnya bertugas. Ayahnya yang biasanya sendiri di rumah Selong sekarang meminta kami untuk ikut serta menemaninya buka puasa dan sahur. Ramadhan sendirian terasa kurang nikmat. Suara canda anak-anak membuatnya semangat setiap kali pulang ke rumah.

Si Sulung yang memang masih Belajar Dari Rumah (BDR) pun lebih mudah diajak karena bisa belajar dari mana saja. Ditambah selama Ramadhan ini, dia ikut serta dalam festival Ramadhan Mungilmu dan Little Zam. Mbak Nada semangat karena Bunda bilang akan ada zoom tour keliling dunia jadi Mbak Nada bisa mengenal beberapa negara di dunia lewat cerita dari Bu Guru dan kakak-kakak yang ada disana. Bagaimana disana, ada apa disana dan dimana letaknya di peta dunia yang sudah diterima sebelum Ramadhan.

Setiap hari akan ada voice chat lewat Tele tentang tadabur Al Qur'an, cerita teladan ataupun cerita lain seperti mendengarkan radio. Namun, kemarin qodarullah pada hari pertama cukup sulit untuk menggunakan voice chat tele karena anak-anak ramai mengirim voice note. Maklum saja, masih umur 4-7tahun jadi masih ribut-ributnya. Sesi dibagi dua untuk usia 4-7 tahun dan usia 7-12 tahun dengan pemaparan dan pembahasan yang lebih tepat untuk usia mereka. 

Akhirnya Bu Guru menggunakan Zoom webminar untuk sesi pagi itu. Sebelum dipersilahkan bicara, anak-anak boleh angkat tangan terlebih dahulu. Hari pertama adalah perkenalan dan pemaparan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama Ramadhan di Festival Ramadhan. Anak-anak lebih banyak mendengar sedangkan hari kedua adalah cerita tentang sedekah, hadist dan contoh kisah teladan. Kali ini lebih interaktif, tapi tetap yang mau bicara harus dipersilahkan dulu oleh Bu Guru. 

Setelah sesi zoom, ada kuis dan chat singkat malam harinya tentang beberapa hal yang diberikan saat malam harinya. Hari pertama ada quiz tentang hal apa yang boleh dilakukan selama Shaum dan membuat jadwal sholat dalam bentuk jam. Seru dan asik. Ada printable juga yang bisa dikerjakan untuk mengisi waktu Ramadhan jadi lebih menyenangkan. Bunda juga membelikan Ctivity Ramadhan terbitan Ziyad book untuk jrunal kegiatan selama Ramadhan si Sulung agar bisa dilihat perkembangannya. 

Ramadhan kali ini, dia pun belajar puasa semampunya. Namun, saya coba untuk melatihnya disiplin dengan memperbolehkan makan di saat adzan dzuhur. Makan dan minum apa saja hanya satu jam lalu lanjut puasa sampai adzan maghrib. Setelah itu, akan dicoba untuk puasa sampai adzan Ashar jadi secara bertahap agar mulai terbiasa. Nanti setelah Ramadhan pun rencana Bunda akan melatih puasa si Sulung agar Ramadhan berikutnya lebih siap.

Hari pertama dan kedua, si Sulung masih mau bangun sahur meski hari pertama sahur disuapin sambil merem dan hari kedua makan lebih semangat, hari ketiga justru marah saat dibangunkan sahur. Memang perlu kesabaran ekstra agar si Sulung mengerti kewajiban ketiga Rukun Islam ini. Hari kedua pun sempat diwarnai dengan drama karena si adek beli permen dan dia kepengen. Sudah diminta untuk beli siang sebelum makan siang tapi nggak mau, akhirnya nggak tahan dan jam 11 dimakan lah permen itu setelah drama ngerengek katanya haus dan lapar tapi maunya makan permen sampai nggak berani makan siang sampai ketiduran. Saat bangun Ashar, barulah terasa lapar dan akhirnya minta makan. Nasi sepiring dengan sayur bayam, abon dan udang pun amblas seketika. Laper beneran dia.

Kebetulan kami tinggal di rumah kecil serba simple, sampai dapur saja kami menggunakan terpal dan mencuci piring menggunakan selang. Jadilah si Sulung sering membantu Bunda cuci piring dan masak di dapur terbuka ala kami. Rasanya memang lebih menyenangkan walaupun rempongnya pun ekstra kali ini. Namun, kami bersyukur karena masih dipertemukan dengan bulan penuh nikmat dalam keadaan sehat. 

Semoga puasa kami diterima oleh Allah SWT dan berkah setiap hari. Selamat mendampingi si kecil belajar Shaum ya, Ayah Bunda. Semoga diberikan kesabaran dan keikhlasan menghadapi drama-drama belajar puasa :)





Comments