Cita itu Lagi

Memiliki mimpi dan keinginan setela berkeluarga tak semudah saat masih single dulu. Ketika keinginan pasca sarjanaku yang saat sebelum menikah tinggal selangkah kini terasa semakin jauh. Semakin kencang aku berlari mengejarnya, semakin banyak pertimbangan yang membuatku semakin terasa sulit untuk menggapainya. Optimisme itu berubah ketika dihadapkan pada kebutuhan dan kewajiban. Kebutuhan rumah tanggaku yang masih sangat baru ini mungkin dengan gaji suamiku saja tidak cukup untuk memenuhi biaya kuliahku. Kewajiban sebagai ibu dan kakak tertua membuatku harus berfikir untuk mencari pekerjaan untuk membantu kedua orang tuaku menyekolahkan adikku dan membagi waktuku untuk Nada, putri kecilku yang masih sayang untuk kutinggalkan.
Aku tak pernah menyesal atas keputusan yang telah kubuat karena ALLAH sudah menggariskan dengan sangat indah. Memiliki keluarga ini adalah anugerah terindah dalam hidupku dan pembelajaran atas setiap peristiwa yang terjadi. Aku bersyukur menjadi anak dari seorang bapak yang sabar dan berwibawa, memiliki ibu yang ceria dan optimis, menjadi kakak yang harus menjadi teladan dan menjadi istri dari seorang pekerja keras dan berkarakter serta menjadi ibu dari si kecil lucu, cerdas dan lincah.

Berharap cita itu akan tetap bisa terwujud meski entah kapan. Aku akan terus berusaha untuk itu. Melanjutkan pasca sarjana dan menjadi dosen sekaligus penulis.

Bismillahirrohmanirrohim....

Comments