Harapan Keluarga Kecil Kami

Waktu terus berjalan dan setiap perjalanannya adalah proses untuk menjadi lebih baik. Kami sekarang juga sedang menjalani sebuah proses menuju masa depan bersama keluarga kecil kami. Meski saat menikah kami tak punya cukup banyak uang, tapi syukur membuat kami berangsur bisa memperbaiki kondisi ekonomi kami. Meski kami masih tinggal dengan mertua dan aku masih belum bekerja, tapi syukur atas rezeki yang Allah SWT berikan lewat suamiku menjadi sebuah jendela untuk bisa memperbaiki kondisi keuangan kami. Satu persatu target keuangan kami pun tercapai.
Kini, kami masih terus berjuang untuk masa depan keluarga kecil kami yang lebih baik. Allah SWT memberikan suami yang gigih dan tangguh padaku, seperti apa yang selama ini ada dalam doaku. Ia mengajarkanku untuk tidak berfikir sesaat, tapi berfikir jauh kedepan. Masih banyak tugas dan tanggung jawab kita yang harus kami selesaikan untuk kami dan anak-anak kami nantinya. Mempersiapkan masa depan mereka dalam jangka waktu yang sangat panjang. Bukan hanya memikirkan keinginan sesaat yang akan menjerumuskan kami kedalam penyesalan.

Hidup di kota seperti sekarang membuat kami banyak melihat orang-orang di sekeliling kami dengan gaya dan pola hidup mereka. Hidup di kota memang membuat kita harus pandai mengelola uang sebab pengeluaran untuk biaya tak terduga cukup besar. Tak hanya itu, kalau kita tak pandai dalam membatasi diri, kita akan terbawa pada pola dan gaya hidup yang membuat pengeluaran menjadi semakin membengkak. Belum lagi kebutuhan gengsi dan tuntutan keadaan yang membuat kita harus mengeluarkan banyak uang untuk hal-hal yang kurang penting. Beruntung suamiku adalah orang yang tak terlalu suka mengikuti arus yang menyesatkan dan lebih suka memanfaatkan uang untuk kebutuhan investasi. Ia mengajarkanku kalau waktu yang kami punya ini tidak banyak, jadi kami harus memanfaatkannya dengan baik agar kelak di masa tua tak menyesal. Ia juga mengajarkanku untuk mengelola uang sebijaksana mungkin agar manfaatnya sesuai kebutuhan.

Ia tak ingin menyesal di masa tua kelak karena tak bijak memanfaatkan uang yang kami punya. Meski aku tidak bekerja, tapi Allah Maha Adil telah memberikan suami yang benar-benar telah mengajarkanku untuk memandang dunia dari sisi yang luas. Banyak orang diluar sana yang masih saja belum sadar akan masa yang tak lama untuk memanfaatkan masa produktifnya sehingga menyesal di masa tua. Mungkin memang aku tidak bekerja, tapi kalau pandai memanfaatkan uang, kami pun bisa menjadi lebih baik. Melihat gaya hidup di sekeliling kami dengan pasangan yang keduanya bekerja, sepertinya mereka justru terlena dengan keadaan itu. Mereka tidak bijak memanfaatkan uang karena merasa kalau bisa mencari berdua sehingga penghasilan lebih banyak. Namun, kalau ditarik garis yang lebih luas, sebenarnya pengeluaran mereka justru lebih banyak karena harus membayar pembantu untuk mengurus rumah, mengeluarkan lebih banyak uang tak terduga untuk kebutuhan sosial dengan rekan kerjanya, kebutuhan transportasi dan makan selama bekerja dan belum lagi kebutuhan lain yang mengharuskan mereka mengeluarkan uang lebih besar karena mereka berdua bekerja. Kalau dihitung-hitung mungkin penghasilan bersihnya tak jauh beda dengan mereka yang hanya suami bekerja karena bisa menekan pengeluaran dari beberapa sektor. Selain itu, dengan hanya satu orang yang bekerja di luar, memberi banyak peluang untuk bisa membuka peluang wirausaha. Hal itulah yang ingin kami rintis untuk saat ini.

Kalau Allah SWT mengizinkan kami untuk bisa membuat sebuah pondok kecil di Lombok Timur, kami berencana untuk membuat sebuah usaha jamur untuk bisa nantinya sebagai penghasilan tambahan yang akan aku kelola. Aku pun berharap nantinya usaha ini juga bisa membuatku kembali melanjutkan pasca sarjana yang menjadi mimpiku yang sempat tertunda

Comments