Mimpi Itu Masih Kuyakini

Bahkan sampai sekarang aku masih berharap bisa kembali melanjutkan pasca sarjana seperti yang kucita-citakan selama ini. Bukan ego, tapi sebuah cita-cita untuk bisa menuntut ilmu setinggi yang kumampu, tapi keadaan yang membuatku masih belum bisa mewujudkan cita-citaku sendiri. Mungkin sebagian orang melanjutkan sekolah itu mudah karena mereka memiliki cukup uang untuk membayar atau banyak yang beruntung mendapatkan beasiswa dengan perjuangannya.
Mungkin, kalau tak pernah ada masalah yang terjadi di keluarga kami, aku sudah sejak lulus S1 sudah berburu beasiswa untuk melanjutkan sekolah lagi. Namun, aku tak mau egois. Keluargaku membutuhkanku untuk membantu menguatkan mereka dari sebuah musibah yang menimpa keluarga kami.. Kami bahkan tak pernah tahu kejadian itu sebuah musibah, peringatan atau adzab atas kelalaian kami, tapi yang pasti kami harus berusaha untuk bangkit.

Aku pun memutuskan untuk bekerja sementara bisa memulihkan sedikit kondisi keluargaku di pulau eksotis ini sambil menikmati keindahan Lombok yang tak pernah habis untuk ditelusuri. Bertemu orang-orang baru dan belajar banyak hal di sini, aku pun berusaha untuk membangun kembali puing-puing cita-citaku seiring berjalannya waktu. Meski tabungan yang kukumpulkan untuk mendaftar kuliah terpakai untuk beberapa kebutuhan yang memang penting, tapi aku masih optimis untuk bisa mengejar cita-citaku yang sudah dua tahun kutunda untuk memulihkan sedikit senyum yang hilang begitu saja dari keluargaku.

Saat akhirnya kuputuskan untuk kembali ke Jawa dan berjuang untuk cita-citaku, kembali Allah berkehendak lain. Aku dipertemukan dengan jodohku dan menggagalkan rencanaku kembali ke tanahku menuntut ilmu untuk memperjuangkan cita-citaku. Melihat beberapa teman yang sudah menyelesaikan pasca sarjananya, ada rasa iri dari dalam hatiku sendiri ketika melihat mereka berbahagia menyelesaikan pendidikan mereka setinggi mungkin. Aku ingin seperti mereka, mencapai impianku untuk menjadi akademisi meski sekarang harus menjadi ibu rumah tangga. Bagiku, sekolah setinggi mungkin bukan berarti harus memiliki banyak uang atas hasil dari semua itu, tapi ilmu yang bisa kita bagi dan manfaatkan untuk orang disekitar kita. Meski tak punya banyak uang, bisa bermanfaat untuk orang lain akan terasa lebih berharga daripada uang sebanyak apapun. Walaupun mendapatkan ilmu dan bermanfaat itu bukan hanya terbatas dari bangku pendidikan formal, tapi paling tidak pendidikan formal merupakan salah satu sarana untuk menambah lebih banyak ilmu dan pengalaman yang tentunya bisa bermanfaat.

Meski sekarang sedang menunggu kelahiran buah hatiku dan tak sebebas dulu menentukan target saat masih single, tapi di lubuk hatiku yang paling dalam masih tersimpan cita-cita yang semoga bisa kuwujudkan kelak. Sebentar lagi akan ada seorang buah hati yang menyita banyak perhatianku dan pasti akan menjadi salah satu bahan pertimbangan selain suami untuk bisa mencapai cita-citaku.

Comments