Sepeninggal Lebaran

Masih di bulan Syawal, tapi rasanya sudah berbeda. Disaat orang-orang sedang asik merayakan lebaran ketupat, aku sedang merasa kesepian karena semua kembali seperti semula. Bapak dan adikku sudah kembali ke Jawa, melanjutkan kewajiban mereka bekerja. Beberapa hari yang membahagiakan bisa bersama itu sudah berlalu dan aku sudah kembali ke rumah mertua bersama keluarga suamiku. Kembali menjalani rutinitas seperti biasa menjadi ibu rumah tangga yang menunggu suami pulang dan menjaga kesehatan janin yang ada di dalam perutku. Mencoba mencari kesibukan di tengah waktu luang yang kumiliki.

Walaupun keadaan ini sudah kualami selama berpuluh tahun, tapi masih saja ada kesedihan setiap kali bapak berangkat bekerja dan meninggalkan kami. Rasanya masih tak rela apalagi beliau sudah cukup tua untuk bekerja di proyek. Ingin sekali melihat beliau berada bersama ibuku, ada yang merawat dan memperhatikannya. Badannya yang semakin kurus membuatku tak rela melihat beliau harus mengurus diri sendiri di rantau sana. Yang paling membuat menyesal, aku masih belum bisa mewujudkan mimpiku untuk membuat bapak berada di tengah kami di usianya yang hampir berkepala enam.

Tak hanya bapak, kini adik laki-lakiku pun harus jauh dari kami. Kebersamaan ini terasa sangat singkat apalagi aku sekarang sudah memiliki tanggung jawab baru yang berarti tak punya banyak waktu untuk keluargaku karena aku memiliki keluarga yang membutuhkanku juga. Bukan berarti aku sedih menikah, aku bahagia bahkan sangat bahagia karena orang tuaku bahagia atas pernikahan dan kehamilanku. Namun, aku hanya ingin memiliki waktu yang lebih banyak bersama orang-orang yang kucintai.

Comments