Duka akibat Leukimia

Pagi ini, saat memasak di dapur, ibu mertuaku mendapat telfon dari seorang saudaranya. Ada anak temannya meninggal dunia karena Leukimia. Usianya masih cukup kecil, baru kelas 4 Sekolah Dasar. Sudah sejak enam bulan yang lalu dia dirawat di Surabaya. Ada sebuah harapan dari keluarganya untuk bisa sembuh karena seorang anak wakil walikota kami pernah mengalaminya dan sembuh setelah melakukan serangkaian pengobatan. Namun, Allah berkehendak lain pada anak laki-laki itu. Allah memanggilnya setelah beberapa bulan berusaha untuk berobat di Surabaya.

Kanker ini terdengar begitu menyeramkan dan sangat cepat perkembangannya. Telat sedikit menanganinya akan berakibat fatal dan mungkin inilah yang terjadi pada anak laki-laki itu. Penyakit yang menimpanya sudah tak bisa lagi disembuhkan karena sudah terlanjur menjalar cepat menggerogoti tubuhnya. Penyakit ini cukup cepat merenggut nyawa ketika tak segera ditangani dengan benar seperti yang terjadi pada keluargaku.

Beberapa tahun yang lalu, dua orang sepupu dari ibuku meninggal karena leukimia dengan jarak setahun. Mereka tak tahu kalau penyakit yang diderita adalah leukimia karena dikira sakit demam biasa. Terbatasnya biaya dan pengetahuan akan penyakit ini membuat keluarga itu hanya membawa putrinya ke puskesmas terdekat. Tak sampai tiga bulan dirawat di puskesmas, sepupu ibuku meninggal. Saat sudah meninggal, kami baru tahu kalau beliau mengidap leukimia. Setahun kemudian, kakak dari yang meninggal itu jatuh sakit. Gejalanya sama persis, mereka demam mendadak dan tak kunjung turun. Keluarga sudah pasrah akan hal ini karena tak ada biaya untuk membawanya berobat ke tempat yang bisa menanganinya. Mereka hanya mencoba obat tradisional yang diketahuinya, tetapi tak berhasil juga. Lagi-lagi kami harus kehilangan keluarga kami karena penyakit ini. Membuat kami lebih waspada pada penyakit yang menyerang keluarga kami.

Semoga ktia semua selalu diberikan kesehatan dan keselamatan oleh Allah SWT. Terhindar dari segala macam penyakit. Amiiiin

Comments