My Pregnancy

Subhanallah, bertemu bulan Ramadhan dalam keadaan yang sangat berbeda. Marhaban Ya Ramadhan.....berada di tempat baru dengan keadaan yang baru. Menjadi seorang istri dan mengandung buah hati kami membuat Ramadhan ini terasa sangat penuh berkah. Rasanya bahagia itu memang sederhana. Meski masih ada di dalam kandungan, tapi keberadaannya membuat suasana menjadi lebih ramai.

Hamil memicuku untuk terus konsisten tadarus setiap selesai sholat untuk mengajarkan dia yang ada di perutku untuk lebih terbiasa mendengar ayat suci. Memperkenalkannya pada agama Allah dan mengajarkan dia untuk lebih menyukai ayat suci. Begini rasanya akan menjadi seorang ibu, sebuah amanah besar yang Allah titipkan di perutku yang nantinya harus kami didik dan kami pertanggungjawabkan padaNya. Semoga Allah senantiasa membimbing kami untuk bisa mengarahkannya di jalanNya.

Terkadang terbersit rasa takut kami tak bisa menjadi orang tua yang baik bagi buah hati kami. Sebuah amanah yang nantinya akan kami pertanggungjawabkan di hadapanNya. Terus berusaha memperbaiki diri untuk bisa menjadi teladan bagi buah hati kami yang masih ada dalam kandungan itu tidak mudah karena masih banyak kekurangan yang kumiliki. Aku bahkan tak sadar kalau masih jauh dari baik. Masih harus belajar banyak hal, tapi paling tidak aku mau berusaha untuk tahu dan belajar.

Melihat banyak orang tua yang berhasil menuntun dan membimbing buah hatinya menuju cita dan ridhoNya rasanya sangat bahagia. Bahkan dalam keadaan yang sangat sulit mereka tetap bisa mengarahkan buah hatinya menjadi pribadi yang sholeh sholehah dan berhasil di dunia. Aku juga ingin seperti mereka yang berjuang demi buah hati dan merasakan bahagianya memiliki buah hati yang berakhlak mulia, sholeh sholehah dan sukses di dunia.

Teringat seorang ibu tetangga rumah di Ambarawa dulu. Beliau membesarkan dua orang putra putrinya di tengah keadaan yang sangat menyedihkan. Suaminya seorang penjudi hingga mereka kehilangan rumah mereka. Beliau bertahan untuk tetap sabar mendampingi suaminya yang kasar dengan terus berdoa memohon padaNya untuk diberikan hidayah pada suaminya. Beliau terus mendidik kedua buah hatinya dengan menanamkan ilmu agama pada mereka dan berusaha untuk tetap menyekolahkan mereka dengan membuat kerupuk yang dititipkan di warung-warung terdekat. Doa yang terus ia panjatkan membuahkan hasil yang manis. Kedua buah hatinya tumbuh dengan pribadi yang sholeh sholehah dan mereka semua berhasil menjadi pegawai. Meski tak sempat melihat kedua buah hatinya menikah karena Allah sudah memanggil ibu itu, tapi beliau berhasil mengantarkan kedua buah hatinya ke gerbang kebahagiaan mereka.

Comments