Goes to Kuta Beach, Lombok

Lebaran ketiga, kami tak terlalu direpotkan dengan tradisi sungkeman yang memakan waktu berhari-hari di Pulau ini. Dua hari saja semua sudah selesai kami kunjungi. Saatnya liburan, jalan-jalan ke pantai. Seperti biasa, aku yang memilih lokasi. Yang lain siap ikut aja. Perjalanan dimulai jam 9 pagi dari rumah, kali ini kami nggak cuma berempat, ada empat personel tambahan dari keluarga Aikmel. Enam personel lain termasuk dua anak kecil adik sepupuku, aku dan Raras, adik bungsuku memilih menggunakan sepeda motor untuk bisa lebih puas melihat pemandangan. Kami pun lebih bebas untuk mampir beli jajan.


Kami berangkat dari Lombok Timur, sedangkan Pantai Kuta Lombok ada di Lombok Tengah. Pantai yang bersih dan indah kata orang-orang, selama ini aku hanya lewat di pantai itu. Biasanya perjalanan kami lanjutkan ke Tanjung Aan yang berada di sebelah kiri Pantai Kuta, tapi kali ini aku ingin menikmati Kuta seutuhnya. Walaupun katanya ada juga pantai indah di sebelah kanan pantai ini, Selong Belanak, tapi sepertinya Kuta nggak boleh lagi cuma numpang lewat. Harus dinikmati dengan indah.

Enam personel yang ikut ke kuta naik mobil, termasuk nyak sama babe ditambah Mbah Aki, Budhe Ang, Bi Ayat dan Bi Ina. Tambahan yang harus duduk di pangkuan ibunya Pikung sama Yunda. Aku dan adikku memilih naik sepeda motor karena mobil Paman Dedi kecil dan terancam mogok dijalan. Jadi kalau mogok dijalan kami nggak kena imbasnya, maklum mobil tua dan nggak meyakinkan *ups.

Jadilah kami berangkat jam 10 pagi dari rumah. Suasana lebaran membuat jalanan nggak pernah sepi, tapi serame-ramenya di Lombok, macetnya paling cuma karena nyongkolan atau acara-acara keagamaan di pinggir jalan. Nggak ada macet karena padatnya kendaraan atau lampu merah. Dan kami kena macet karena acara keagamaan di Terara untuk lima belas menit. Berhubung aku dan Raras naik motor, jadi kami bisa kabur duluan. Menunggu mobil imut itu sampai di pertigaan Mantang.

Sambil menunggu, kami berteduh di depan toko yang masih tutup karena lebaran. Cukup lama kami menunggu mobil kura-kura (kata bapak nggak bisa dipake ngebut) itu terbebas dari kemacetan. Membuka helm karena sudah terasa sedikit pusing. Lama nggak pernah berpetualang pake motor karena kesibukan kerja yang padat. Sambil nunggu, kami asyik foto berdua. Tiba-tiba dari seberang jalan, ada seorang lelaki muda yang tersenyum pada kami sambil melambaikan tangan. Ada yang aneh dari lelaki itu, dia tersenyum ramah sekali seperti sudah akrab dengan kami. Saat kuperhatikan mulutnya, ia memanggil kami sayang. Aku sadar kalau dia orang gila. dia sudah berhasil menyeberang dan hendak menghampiri kami. Segera kusuruh adikku memakai helmnya lalu kabur. Untunglah mobil kura-kura itu segera datang jadi kami bisa segera kabur.

Perjalanan ke Kuta lewat Praya dan Bandara Internasional Lombok ternyata cukup melelahkan meski jalannya lebih bagus. Kami pun sampai di Pantai indah itu satu setengah jam kemudian. Awalnya aku dan Raras mau mampir foto di Desa Sade, tapi berhubung ramai pengunjung jadi kami putuskan untuk menunda sesi foto disana. Lurus menuju Pantai Kuta yang ternyata cukup ramai pengunjung.

Jalan dari Parkiran
 Kuta udah padet orang mandi dan nongkrong menikmati bersih dan indahnya, liat pantainya yang biru campur hijau. Indah kan? :)
My lovely family
 Our lovely mom

 My Lovely Sister
My Lovely dad



Setelah keceriaan itu haru diakhiri dengan pulang kerumah, si kura-kura malah mogok. Payah :(

Habis kelaparan dorong si kura-kura akhirnya ditutup dengan makan malam yang harus nunggu sejam lebih. Alhamdulillah kenyang.

Comments