Sampai sekarang masih menanti

Tak pernah kuduga akan sampai juga di titik ini. Perkenalan setahun yang lalu berawal dari candaan itu, sampai juga di titik ini. Titik yang kuharapkan, tapi tak pernah berani kubayangkan. Titik dimana kupikir hanya sebuah angan saja. Meski belum ada kejelasan, dekat dengannya pun aku sudah bahagia.
Perjalanan hubungan kami berjalan sangat lambat, tak ada progress selama setahun penuh. Jalan kayak kereta api butut yang kehabisan bahan bakar. Lambat dan datar. Hanya sesekali kami berhubungan dengan bahasan umum dan gombalan datar. Tak ada tanda-tanda akan menuju ke arah yang lebih baik. Tak ada yang berani memulai hingga akhirnya aku pun memberanikan diri menghubunginya terebih dahulu, hal yang sebelumnya tak pernah kulakukan. Namun, niatku hanya ingin dekat dengannya, itu sudah cukup kalau memang kami tak bisa menjalin hubungan seperti yang kuharapkan.
Sosok kakak yang ada dalam dirinya yang selama ini kuinginkan, cukup hanya bisa dekat dengannya. Namun, satu persatu kenyataan membuatku berfikir lagi untuk melanjutkan perjuangan. Seseorang mengaku kenal dengannya, bahkan cukup akbrab. Meski tak ada hubungan, tapi kedekatan mereka hampir mendekati pasangan kekasih. Ia pun menceritakan pertengkaran hebat mereka yang berujung pada ketidak baikan hubungan mereka. Dari ceritanya menyiratkan kalau sosok yang kukagumi itu menyukainya. Seketika aku pun berniat untuk menghentikan langkah mendekatinya, tak ingin lagi lebih dekat dengannya. Entah apa yang kurasakan, aku pun tak mengerti. Kalau hanya menganggapnya kakak kenapa harus menjauh ketika ia menyukai orang lain? Tapi aku sadar kalau aku mulai jatuh hati padanya.
Ditambah dengan beberapa kegiatan di jejaring sosialnya yang terlihat sedang melakukan obrolan dengan gombalan yang sama dengan yang ditunjukkan padaku. Aku pun semakin ragu dengannya.
Hingga beberapa bulan aku pun tak menghubunginya, tapi rasanya hampa tak ada dia. Aku pun memutuskan untuk mengikuti kata hati. Kalaupun dia tak memiliki rasa seperti yang kurasakan, menjadi sahabatnya pun cukup untukku. Yah walaupun dia sering gombal, tapi bukan berarti itu jujur dan menunjukkan tanda bahwa dia memiliki rasa yang sama denganku.
Dan, semua berjalan begitu saja sampai akhirnya kami benar-benar dekat sejak mengurus berkas-berkas untuk masuk kerja. Dia sering mengantarku dan menjengukku di kos. Weekend jadi sering bertemu dan hubungan kami pun lebih intens (titik ini) meski tak ada komitmen untuk hubungan kami. Dingin dan tertutupnya membuatku masih belum mengerti benar siapa dia. Dan entah akan kemana hubungan tanpa status ini.
Kami dekat, tapi nggak saling mengikat dan mengekang. Hanya mencoba untuk mengerti satu sama lain saja dan mencoba mengerti tentangnya. Mencoba memahami pribadi unik yang berbeda sepertinya. Dan aku bahagia meski hanya seperti ini.

Comments