Cita dan Asa

Lulus kuliah bukan sebuah akhir, tapi awal. Awal untuk sesuatu yang baru, awal untuk langkah selanjutnya menuju cita dan asa.
Dari SD sampai SMA, aku masih belum punya cita-cita yang pasti. Yang ada dalam otak saya ketika itu adalah belajar yang rajin dan aku akan menjadi orang yang sukses. Dan sukses dalam benak saya ketika itu adalah mendapatkan apa yang saya mau masih dalam hal materi, seperti rumah bagus, mobil, dan sejenisnya.
Mulai duduk di bangku kuliah, saya mulai tau apa yang saya butuhkan untuk masa depan saya. Saya mulai menyusun tujuan hidup. Karena saya pikir tanpa tujuan dan cita, akan terasa hampa. Yang pasti tujuan hidup saya adalah hubungannya dengan Allah SWT. Saya ingin menjadi hamba bahagia dunia dan akherat. Sedang cita dan asa, saya punya tiga mimpi. Mimpi membuat kita menjadi lebih bersemangat menggapainya. Saya punya tiga mimpi besar selain yang pasti menghajikan kedua orang tua saya.

Saya suka dunia membaca dan menulis. Saya ingin sekali menjadi penulis suatu saat nanti. Yah, penulis. Saya juga ingin sekali punya perpustakaan dengan buku-buku yang tertata rapi di rak-rak yang berjajar rapi di ruang baca besar. Di ruang baca itu, ada ruang untuk membaca pribadi, ada ruang diskusi dan ada ruang untuk menonton video. Mereka bisa mebalukan banyak hal di perpustakaan yang sederhana tapi bermanfaat dan saya terlibat di dalamnya. Bisa berbagi ilmu dan sama-sama belajar. Banyak ide yang coba diwujudkan bersama-sama.

Kuliah memberikan saya mindset baru lagi kalau kita harus menciptakan lapangan kerja agar bermanfaat bagi orang lain. Lagi-lagi manfaat. Membuka lapangan kerja berarti memberi kesempatan mereka yang menganggur untuk memperoleh lapangan kerja. Tapi sampai lulus kuliah pun saya masih belum terfikir untuk usaha apa. Sejauh ini, Ibu sedang berusaha menjual kue dan mungkin saya akan mengembangkan usaha ini. Meski belum terfikir bagaimana caranya, tapi saya yakin usaha ini akan menjadi jalan untuk mimpi menjadi enterpreuner. Outlet outlet kecil yang tersebar di beberapa titik di Indonesia. Saya membayangkan peta Indonesia yang berisi titik-titik outlet roti yang saya punya. Namun, langkah awal adalah membuka di Lombok.

Saya ingin menggapai pendidikan yang tinggi. Paling dekat dari s1 saya adalah s2. Saya ingin bisa melanjtukan  pasca sarjana saya untuk Ekonomi Pangan dan Gizi. Saya juga ingin belajar di negeri sebrang. Jepang menjadi negara impian saya. Saya begitu mengagumi negeri ini, kecil, disiplin dan luar biasa meski Indonesia tetap ada di hati. Saya ingin belajar sesuatu yang lebih dari apa yang ada di negaraku untuk membangun negara ini. Negeri yang sangat saya cintai dan untuk mereka yang haus akan ilmu.

Yang pasti, semua pasti butuh rencana dan pengorbanan. Saya punya jurnal harian utnuk mengingatkan saya akan cita dan asa. Saya punya jurnal yang mengingatkan saya sudah sampai mana proses untuk mencapainya. Dan saya sedang berusaha untuk mewujudkannya. Bismillahirrohmanirrohim...Semoga Allah meridhoi.

Comments