Wisata Edukasi Penyu : Ayo Bantu Penyu Kembali ke Laut

 Lombok Read Aloud mengadakan event seru untuk kedua kalinya. Kali ini #LoRAkmaukemana kali ini memilih tema melestarikan hewan laut yang hampir punah yaitu Penyu.



Di Lombok ada beberapa penangkaran penyu, tapi kali ini kami memilih di Pantai Mapak Indah. Ada Yayasan Pencinta Penyu Pantai Mapak Indah yang dikelola oleh Pak Awan. Tempat ini bukan satu-satunya tempat penangkaran penyu, tapi tempat ini menjadi salah satu yang kami pilih karena lokasinya tidak jauh dari kota Mataram. Itu berarti semua mudah mengakses menggunakan kendaraan pribadi. 

Sehari sebelum kegiatan, kami survey lokasi agar ada gambaran mengenai kegiatan yang akan kami lakukan esok harinya. Apa saja yang perlu kami persiapkan meski sebagian besar kegiatan dipegang oleh Pak Awan. Namun, kami perlu tahu untuk bisa mengatur strategi agar semua nyaman sehingga perlu koordinasi panitia dan pengelola. 



Mbak Nia membuat video untuk memberikan pengarahan lokasi acara kepada peserta agar tidak salah tempat. Selain itu, Mbak Nia juga memberikan share lokasi dan petunjuk dimana acara akan dilaksanakan. Kami cukup gugup karena ini pertama kalinya mengadakan kegiatan yang seharusnya hanya 25 peserta, tapi sudah membludak sampai 31 peserta termasuk anak-anak panitia. 

Dua hari buka pendaftaran, kami harus menutup karena ternyata antusiasnya MasyaaAllah. Bahkan sampai sebelum hari H masih ada yang menanyakan apakah bisa daftar lagi.

Hari Minggu, 6 Agustus 2023

Kegiatan ini sebenarnya akan dilakukan untuk menyambut hari anak di tanggal 23 Juli lalu. Namun, kesibukan beberapa panitia penyelenggara, akhirnya kami bisa menyamakan jadwal di hari Minggu ini. 

Sejak pukul 8.00 WITA, kami sudah berada di lokasi untuk persiapan. Tidah banyak karena sebagian besar sudah ditangani oleh Tim Pak Awan termasuk lokasi, sound dan proyektor. 
Kami hanya perlu mempersiapkan pendaftaran, mengondisikan peserta dan menaruh beberapa buku RP yang bisa saya bawa untuk bisa dibaca sebelum acara. 


Sebenarnya kami cukup gugup hari itu, tapi kami berusaha sebaik mungkin. Kami membagi tugas untuk bisa membuat acara ini terselenggara dengan sebaik yang kami bisa. Mba Winda sudah mengambil posisi di meja p

endaftaran. Saya diberi tugas menjadi MC karena Mba Nia nanti yang akan membacakan nyaring tentang Penyu yang didapatkan dari aplikasi Lets Read. 

Membacakan nyaring kali ini tidak menggunakan buku, tapi proyektor karena buku yang digunakan juga buku elektronik. 

Mbak Nia mengurus file untuk membaca nyaring, saya mengurus banner yang belum terpasang. Mbak Winda memastikan konsumsi dan mengurus pendaftaran 

Kami mulai acara pukul 09.15 WITA karena Mbak Nia sempat mengalami kendala dengan pemindahan data ke laptop Pak Awan yang tidak bisa terbaca. Meski demikian, alhamdulillah bisa teratasi. Suami Mbak Nia membawa seorang teman sebagai fotografer. Alhamdulillah kegiatan bisa dimulai. 

Saya membuka acara yang kemudian dilanjutkan dengan Membaca nyaring tentang kisah seekor anak penyu (tukik) yang berusaha untuk ke laut lepas oleh Mbak Nia. Anak-anak sangat antusias mendengar Mbak Nia membaca nyaring. 


Selanjutnya, Pak Awan yang membawakan cerita tentang Penyu yang sudah mulai langka di dunia. Mengapa langka? karena dari 1000 telur penyu yang menetas, hanya 10 ekor yang berhasil hidup hingga dewasa dan bertelur. Penyu banyak dimakan oleh predator dan juga ada yang mati karena keracunan kotoran yang mencemari laut. Sangat disayangkan, padahal seluruh makhluk diciptakan Allah SWT untuk menyeimbangkan alam. Itulah yang membuat banyak pencinta penyu membuat penangkaran seperti yang dilakukan oleh Pak Awan untuk bisa melestarikan penyu dan menjaga agar tidak punah. Mulai dari menjaga telurnya agar tidak dimakan oleh predator dan semua bisa menetas dengan sempurna. 







Selain itu, penyu butuh waktu hingga 50 tahun sampai bisa bertelur kembali ke pantai tempatnya dulu menetas. Cukup lama bukan? Kalau dalam waktu selama 50 tahun itu dia tidak bisa bertahan hidup, maka tidak bisa bertelur sehingga itulah yang menyebabkan penyu terancam punah. 

Pak Awan menjelaskan dengan video agar anak-anak menjadi lebih jelas dan tidak bosan. Pak Awan juga menjelaskan beda penyu, kura-kura dan bulus yang sering banyak orang tidak tahu. Ternyata kura-kura itu hewan darat yang berkaki dan tubuhnya bisa masuk ke cangkangnya. Kura-kura dalam bahasa Inggris disebut Turties.

Penyu merupakan hewan amfibi, yang berarti hidup di dua alam. Hewan ini memiliki kaki yang runcing seperti sirip sehingga memudahkan untuk berenang. Dalam bahasa Inggris, penyu disebut Turtle. Banyak yang mengira turtle itu kura-kura bukan? Nah, anak-anak jadi tahu dengan penjelasan Pak Awan. 

Sedangkan satu lagi yang banyak belum diketahui perbedaannya adalah bulus. Hewan ini adalah hewan air tawar yang kakinya mirip kura-kura, tapi ada selaput diantara jarinya untuknya berenang di air. Bahasa Inggrisnya adalah Freshwater Turtle

Adik-adik diajak melihat bagaimana siklus hidup penyu mulai dari bertelur hingga kembali ke laut kemudian kembali lagi ke pantai tempatnya menetas untuk kembali bertelur melalui video yang menarik. Dalam video tersebut juga diselipkan pesan untuk menjaga kebersihan lautan dengan mengurangi membuang sampah sembarangan terutama sampah plastik yang bisa membahayakan hewan laut. Anak-anak dibuat kagum dengan kehidupan Penyu yang selama ini tidak pernah mereka tahu.

Setelah pemutaran video dan penjelasan dari Pak Awan sekitar 20 menit, Pak Awan memberikan beberapa pertanyaan berhadiah boneka kecil untuk 3 orang yang berhasil menjawab. Menyenangkan, bukan? Adik-adik makin antusias melihat tukik, memberi makan penyu dan dilanjutkan sesi melepas tukik ke laut. 

Kami pun segera membuat barisan anak-anak untuk berjalan dari Venue ke Penangkaran Penyu yang ada tidak jauh dari tempat kami duduk. Anak-anak berjalan berkelompok secara bergiliran. Kami membagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 10 anak yang diberi jarak untuk berjalan ke tempat penangkaran penyu agar bisa tertib saat masuk.





Disana sudah ada Mbak Winda dan Bu Awan yang menusukkan ikan kecil ke lidi yang bisa digunakan anak-anak untuk memberi makan penyu. Tentu saja penyu yang diberi makan adalah penyu yang besar-besar karena Tukik (bayi penyu) belum bisa makan ikan yang besar. Tukik harus diberikan ikan yang dipotong lebih kecil agar bisa dimakan. 







Anak-anak sangat antusias dengan kegiatan ini. Orang tua pun ikut menemani agar bisa mengontrol anak-anak. Seharusnya saat masuk ke penangkaran penyu, orang tua kami himbau untuk ada di luar pagar, tapi ternyata karena keterbatasan panitia dan pihak penangkaran juga mungkin kami kurang koordinasi, kami pun kewalahan dengan banyaknya anak yang berebut ingin memberi makan penyu.

Orang tua pun akhirnya ikut masuk untuk menjaga anak-anak mereka agar aman sebab sebagian besar memang masih anak usia dini. Mereka harus diberikan pengarahan dan perhatian ekstra agar tidak membahayakan. Bahkan, yang besar pun kurang memperhatikan arahan kami ketika kami minta tidak meninggalkan lidi yang dipakai untuk memberi makan penyu di kolam. Masih ada saja yang meninggalkan lidi di kolam.

Setelah kurang lebih 10 menit memberi makan tukik, kami pun membawa anak-anak keluar penangkaran dengan tidak menginjak pasir yang ada di bagian tengah area penangkaran. Disana disimpan telur penyu gar terhindar dari predator. Sekitar tempat disimpan telur penyu dilindungi dengan kawat pendek untuk melindungi dari predator besar. Sedangkan untuk menghindarkan telur penyu dari semut. pasir tempat menyimpan telur penyu dibuat di tempat yang terkena cahaya matahari agar panas. Semut tidak suka tempat yang panas. 

Kami pun mengarahkan anak-anak untuk membuat barisan di tepi pantai untuk melepas tukik ke laut. Mengembalikan mereka ke habitat aslinya untuk berjuang menjadi makin besar makin kuat dan bisa menjadi penyu dewasa yang tangguh. Anak-anak sungguh antusias. 








Selesai melepas tukik, kami membawa anak-anak kembali ke Venue untuk games yang berhadiah 3 buku yang dipandu oleh Mbak Nia. Saya dan Mbak Winda mempersiapkan snack. Setelah games, anak-anak dibagikan sertifikat kemudian mengambil snack. 








Alhamdulillah selesai semua rangkaian acara kami. Sesi terakhir ditutup dengan foto bersama. Meski ada beberapa kekurangan, tapi kebanyakan puas dengan kegiatan ini. 

Kami harus banyak berbenah terutama tentang penanda lokasi acara, personil panitia juga tanda khas untuk panitia. 




Comments