Aik Bukak, Mata Air yang Sejuk di Lombok Tengah


 
Weekend adalah waktu yang selalu dinanti karena ayah libur. Meski hanya sekedar keluar menikmati udara segar di sekitar rumah bersama Ayah saja sudah cukup bagi kami menghilangkan penat. 

Kami menghadiri undangan pernikahan saudara di Lombok Timur kemudian menyempatkan mampir di sebuah mata air di Lombok Tengah sekembalinya ke Mataram. Awalnya kami berniat mampir ke kolam untuk berenang, tapi ternyata beberapa kolam yang kami lewati di beberapa penginapan di daerah Tete Batu, Lombok Timur, kurang menarik. Selain tempatnya terlalu panas, kolam anak yang disediakan pun terlalu kecil. 

Perjalanan kami lanjutkan ke arah Mataram lewat jalur jalan kecil. Beberapa kali memang kami melihat plang Aik Bukak. Kami sudah menduga kalau ini adalah kolam berenang yang airnya bersasal dari mata air. 

Lokasi Aik Bukak yang merupakan nama sebuah desa ini ada di Batukliang Utara, Lombok Tengah. Lokasinya tidak terlalu sulit dijangkau. Jalan dari Jalan Utama Mataram-Lombok Timur pun tidak terlalu jauh dengan akses jalan aspal sampai ke lokasi. Plang penunjuk arahnya pun jelas sehingga tidak akan kebingungan untuk sampai ke lokasi ini. 

Petirtaan, begitu orang setempat menyebut mata air ini menjadi salah satu taman tertua di Lombok. Dikutip dari Gatra.com, Taman Aik Bukak ini dibangung sejak tahun 1970-an. Dulunya, taman ini merupakan taman bikinan Belanda yang dijadikan sebagai markas pasukan Belanda. Taman ini sudah direnovasi pada tahun 1977.
Area taman ini terbilang luas sekitar 5,6 hektar yang terdiri dari kolam pemandian umum untuk dewasa dan anak-anak, area untuk warga berjualan dan ada sawah, empang termasuk bendungan milik pemerintah yang dikelola oleh warga. Semua pengairn berasal dari mata air yang sejuk dan segar. 

Kali ini, Mbak Nada dan adek bisa melihat bagaimana mata air itu muncul dari dalam tanah. Di bawah pepohonan rindang yang menahan air, air bisa keluar ke permukaan tanah untuk bisa dimanfaatkan oleh manusia. MasyaaAllah... air yang keluar adalah air yang sangat bersih dan terasa dingin karena daerah ini berada di dataran yang agak tinggi. Dari mata air mata air inilah orang dulu mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan mereka. 

Jalan menuju tempat wisata ini aksesnya bagus. Parkirnya luas, tapi masihb berupa tanah. Parkir mobil dikenali biaya Rp 5.000,- sedangkan motor Rp 3.000,-. 

Tiket masuk ke Aik Bukak untuk dewasa Rp 7.000/orang sedangkan anak-anak Rp 5.000,-/anak. Harga yang cukup terjangkau karena memang kebanyakan yang datang kesini adalah masyarakat setempat. 
Jalan masuk menuju kolam berupa tangga yang cukup banyak dan terjal karena anak tangganya tinggi. Kami harus turun melewati lebih dari 25 anak tangga. 

Pohon-pohon besar menjadi peneduh dan membuat sejuk udara di sini. Matar air yang muncul ada di bawah pohon rindang ini kemudian dibuatkan saluran dari pipa untuk mengalirkannya. 

Kolam pertama yang terlihat adalah kolam dewasa dengan keadalam sekitar 1meter lebih. Saya sudah menduga kalau air yang ada pasti sangat dingin karena mata air tanah.

Kami harus kembali menuruni 7 anak tangga untuk bisa sampai di kolam dengan kedalaman dibawah 1 meter dan 50 meter untuk anak-anak berenang.

Dekat kolam anak hanya ada satu berugak besar yang digunakan untuk menunggu, tapi hari itu penuh. Ternyata dibawahnya ada banyak berugak dan penjual makanan yang bisa dinikmati sembari menunggu berenang. Tempatnya cukup luas dan tidak terlalu padat. Udaranya pun sejuk dan menyegarkan. 

Ini area paling bawah di Pemandian Aik Bukak. Tempat ini dikuhususkan untuk tempat berjualan mulai dari jajanan, cilok, jagung bakar hingga sate sasak. 




Pengunjung harus berhati-hati karena tangga yang ada cukup tinggi dan terjal.


Kolam anak. Ada yang pendek sekali dan ada yang sedikit lebih dalam sekitar 50 meter.

Airnya Dingin

Awalnya anak-anak sangat antusias ingin berenang melihat kolamnya yang bersih karena airnya tidak diam. Air terus bersih karena ada aliran air masuk dan keluar. Air pembuangan kolam ini dialirkan menuju ke sungai yang ada di bawah kolam dimanfaatkan untuk pengairan sawah sehingga tidak diperkenankan mandi menggunakan sabun di kolam.

Saat sudah memasukkan kaki ke air kolam, Mbak dan adik kedinginan. Adik masih sempat berenang sebentar, menikmati sejuknya udara sore dan air yang mulai dingin. Namun, Mbak Nada tidak kuat. Dia terus kedinginan bahkan baru memasukkan kakinya ke dalam kolam. Ia sempat kesal dengan dirinya sendiri karena tidak kuat berenang, padahal dia ingin berenang. Sampai adik menyudahi renang karena kedinginan, Mbak Nada tidak jadi berenang, dia pun kesal karena harus segera pulang. 

Kami terbiasa hidup di kota Mataram dengan suhu udara cenderung lebih panas sehingga agak kaget dengan udara dingin yang ada di daerah ini. Apalagi dingin sore membuat makin terasa menusuk bagi kami yang tidak terbiasa. Bagi mereka yang biasa memang sangat menyenangkan, lihat saja banyak yang berenang dan menikmati sejuknya air kolam yang kami anggap dingin.

Tak selamanya Sesuai Rencana 

Mbak Nada kesal sekali karena tidak bisa berenang, sedangkan dia sangat ingin berenang. Setiap kali memasukkan badannya ke air, dia kedinginan. Makan mie instant beli di pedagang yang ada pun sudah untuk menghangatkan tubuh, tapi masih saja tidak kuat untuk berenang. Dia pun kesal sampai menangis untuk menumpahkan emosinya. 

Saya hanya memberinya pilihan untuk mencoba lagi atau ganti baju saja karena kasihan kedinginan. Dia tidak mau ganti baju, tapi juga tidak kuat berenang karena dingin. Saya pun membiarkannya menyelesaikan emosinya, membiarkannya mencoba menentukan pilihannya sendiri. Dia harus bisa bertanggungjawab atas apa yang dipilih dan tahu konsekuensinya. 

Dia sedang belajar untuk menentukan keputusan dan belajar kalau tidak semua hal akan berjalan seperti keinginan kita. Seingin apapun kita tentang suatu hal, kita harus tahu kalau ada Kuasa Allah SWT yang menentukan langkah kita. Meski kita sudah berusaha sekuat tenaga, berencana yang terbaik bahkan sudah berdoa sebanyak-banyaknya, ketika Allah memang menghendaki kebaikan yang lain untuk kita, sebagai hamba sudah seharusnya kita tawakkal.

Meski tidak mudah menjelaskan padanya ketika sedang emosi, tapi dia sudah belajar hal itu dari kejadian ini. Semoga Allah SWT mampukan kami menjaga dan mempertanggungjawabkan amanahnya kelak. Aamiin

Tempat Bilas Kurang Bersih

Sayangnya, tempat bilas yang disediakan kurang bersih. Bak dan gayungnya pun terlihat jarang dibersihkan. Sampah pun berserakan di kamar mandi. Semoga kedepannya bisa makin baik pengelolaannya.  

Ada rak tempat menyimpan barang-barang di sisi kolam dalam. Rak nya terbuat dari cor semen sehingga tak lapuk terkena panas dan hujan.

Pemandangannya cukup segar. Ada yang menyewakan ban dengan berbagai bentuk dan ukuran. Sewanya hanya Rp 5.000,-/ban saja.

Pepohonan dengan akar gantung menandakan kalau pohon itu sudah sangat tua. MasyaaAllah


_Cerita Venti_

Comments