Kumer bertujuan menciptakan Generasi Pembelajar Tiada Henti yang Memiliki Daya Saing untuk Menjawab Tantangan di Zamannya

Memiliki anak yang sudah sekolah membuat saya akhirnya mempelajari tentang kurikulum. Sebelu si Sulung masuk sekolah memang saya tidak terlalu memperhatikan polemik dunia pendidikan. Saya masih fokus dengan belajar menjadi orang tua yang lebih baik dan membersamai anak dengan stimualasi yang tepat. 

Setelah si Sulung masuk Sekolah Dasar, mau tidak mau saya pun akhirnya ingin tahu dengan keadaan dunia pendidikan Indonesia yang memang sebelumnya saya merasa terlalu padat dengan teori. Ketika ada cerita tentang kurikulum merdeka, saya pun penasaran. Coba browsingz, tapi informasinya kurang lengkap. Sampai akhirnya, saya menemukan flyer tentang Ibu Penggerak yang difasilitasi oleh Sidina Community. 

Sosialisasi kurikulum merdeka dilakukan secara online sebanyak 5 hari berturut-turut pada malam hari. Syarat untuk bisa dinyatakan lulus dan mendapatkan sertifikat adalah yang rutin zoom (ada pamantau absensi), mengisi form feed back dan mengikuti post test. Materinya tidak hanya tentang kumer, tapi juga tentang 3 dosa besar pendidikan, tentang sidina community, tentang ibu berdaya yang pasti sangat bermanfaat untuk semua ibu. 

Setelah selesai zoom 5 hari berturut-turut, akan ada post test dan form feed back yang kemudian direkap untuk bisa mendapatkan sertifikat dan ternyata mendapatkan marchandise berupa kaos Merdeka Belajar dan kemendikbudristek. Selain juga mendapatkan kesempatan belajar di wa grup Sidina Community reginonal dan Ibu Penggerak. 




Sebuah wadah bagi ibu-ibu untuk berdaya dan berfikir kritis dalam membersamai anak-anak menuntuk ilmu di bangku sekolah. Bukan hanya ibu-ibu yang anaknya sekolah, tapi juga ibu-ibu yang memilih home schooling untuk anaknya. 

Ibu Penggerak diikuti oleh seluruh ibu di Nusantara. Semuanya ingin mengetahui lebih banyak tentang dunia pendidikan Indonesia sehingga bijak dalam memilih sekolah dan bijak juga dalam membersamai anak-anak. 

Ibu Penggerak merupakan wanita berdaya, pandai dan bahagia. 

Jadi, para ibu diajak untuk berfikir kritis dan berdaya untuk bersama memajukan pendidikan Indonesia bergerak menjadi lebih maju. Pada tahun 2021, Ibu Penggerak ini dibentuk untuk mendukung tujuan Kemendikbudristek dalam menjalankan Program Kurikulum Merdeka. 

Pemerintah sudah menyadari kalau pendidikan itu berlangsung berkesinambungan di sekolah, di rumah dan lingkungan tempat mereka tinggal sehingga merangkul semua yang terlibat di dalamnya untuk bisa mendukung menyukseskan pendidikan yang utuh dan menyeluruh. 

Ibu Penggerak memiliki beberapa agenda yaitu Pekatihan Ibu penggerak, ToT Fasilitator, Kelas Ketrampilan Jum'at Pintar, Kamis sharing, Webinar bersama Kemendikbudristek dan grup wa regional.

Ibu dianggap sosok yang istimewa karena merupakan pendidik yang tak pernah berhenti sejak anak masih kecil bahkan hingga anak sudah dewasa sampai akhir hayat. Kemampuan Ibu yang bisa melakukan banyak hal (multitasking) membuat Ibu memiliki multiperan. Hal itulah yang membuat Ibu perlu untuk mengenal dan mendukung kurikulum merdeka agar menjadi ibu berdaya dan bersama berproses untuk memajukan pendidikan Indonesia.

Sehingga Ibu Penggerak adalah ibu yang bergerak bersama memajukan pendidikan Indonesia. 

Sehubungan dengan tujuan dari Kurikulum Merdeka adalah untuk dapat terbentuk Merdeka Belajar.
Merdeka belajar memiliki dasar belajar dengan menyenangkan dengan sumber daya yang ada di sekitar sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan life skill yang dimiliki.

Merdeka belajar memberntuk anak-anak Pelajar Pancasila, SDM yang unggul menghadapi tantangan di masa mereka. 

Pelajar dituntut untuk aktif di pendidikan juga dapat call to action mengajak masyarakat belajar. 

SDM unggul yang dimaksud adalah pelajar sepanjang hayat yang punya kompetensi global dan berperilaku Pancasila.

Kurikulum Merdeka membutuhkan support system yang sudah dibentuk oleh Kemendikbudristek dengan Program Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak. Sekolah Penggerak adalah sekolah yang mengedepankan kebutuhan murid dalam proses belajar. 

Kegiatan belajar lebih banyak dalam bentuk project yang disesuaikan dengan bakat dan minat anak-anak agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga anak suka belajar. 

Kurikulum adalah serangkaian penyusunan rencana untuk mencapai tujuan stimulus peserta didik. Kurikulum merdeka bisa diakses di kurikulum.kemendikbud.go.id atau buku.kemendikbud.go.id

Dalam Kurikulum Merdeka telah dihapuskan Ujian Nasional (UN) yang digantikan dengan Assasement Nasional (AN).

Assasement Nasional (AN) merupakan penilaian keseluruhan untuk mengetahui apakah sekoalh sudah berada diatas AKM atau belum. 

Assasement Kompetensi Minumum (AKM) merupakan standar paling minimum yang harus dikuasai yang didapatkan dari kemampuan Literasi dan Numerasi anak-anak. 

Instrumen AN adalah AKM, Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar.  AN dapat diwujudkan dengan ANBK (Assasement Nasional Berbasis Komputer) sebab komputerisasi memudahkan penilaian dan akan lebih cepat dalam mendapatkan hasil. 

Hasil AN akan dikirim ke Pusat Informasi untuk di tuangkan dalam rapor pendidikan.go.id

Kurikulum Merdeka ini pada intinya adalah sebuah sarana pembelajaran yang berbasis pada minat bakat anak dengan menggunakan Sumber Daya yang ada di sekitarnya degan mendorong anak untuk kreatif, berfikir kritis dan menjadi pembelajar sepanjang hayat untuk dapat memiliki daya saing yang tinggi dan menjawab tantangan kehidupan di zamannya nanti.  

Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka ini tidak hanya diciptakan di sekolah, tapi juga harus didukung oleh lingkungan di sekitarnya, terutama di rumah yang merupakan tempat berproses dan belajar yang tak pernah berganti. Keluarga, terutama Ibu adalah pendidik tiada akhir sehingga peran Ibu sangat diperlukan dalam proses Merdeka Belajar ini. 

Kurikulum ini memiliki konsep bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Tidak hanya dinilai dari aspek akademik saja, tapi lebih pada kemampuan bernalar kritis yang didukung oleh karakter baik yang dimilikinya juga lingkungannya. Diharapkan, dengan Kurikulum Merdeka ini akan muncul Profil Pelajar Pancasila yang merupakan pelajar yang bernalar kritis. 

_CatatanBelajarVenti_

Comments