32 ku, Reseolusi Anggaran Keuangan dan Mulai Minim Sampah

Berkurang jatah umur bukan berarti sesuatu yang istimewa di keluarga kami. Kami tak pernah memiliki ritual  merayakan hari ulang tahun, tapi kami menjadikannya moment untuk muhasabah. Sudah melakukan apa di tahun sebelumnya? Seharusnya ada yang berubah tahun ini. Saya pun masih mengevaluasi diri dan akan berusaha berubah.

Ada banyak yang ingin saya capai di tahun ini, diantaranya adalah memiliki system budgeting atau anggaran rumah tangga yang lebih jelas, bisa masuk seleksi ELTA dan mulai menerapkan pola hidup minim sampah. Meski masih ada beberapa yang ingin saya perbaiki di tahun ini, tapi ini tiga hal yang menurut saya berada di prioritas yang harus memulai dengan semangat yang kuat. 

Tahun sebelumnya, saya sudah mencoba membuat anggaran, tapi ternyata saya sendiri kurang bisa mematuhinya dan tidak mencatatnya. Inilah kesalahan terbesar saya hingga usaha mainan dan buku yang saya jalani tak terlihat harsilnya disamping kos-kosan yang sudah sebelumnya saya pegang dan memang hasilnya saya pergunakan untuk memenuhi kebutuhsan sehari-hari sesuai kesepakatan dengan suami.Gaji suami memiliki alokasi yang lain sedangkan aku mengelola uang pembayaran kos enam kamar yang dibangun suami sebelum menikah. Kendala terbesar dari mengelola uang kos adalah ketidakpastian pembayaran dan resiko kamar yang kosong untuk beberapa waktu. Beberapa kali aku belajar tentang finansial planning, membaca dari IG ataupun web karena masih belum punya banyak waktu untuk membaca buku dan mencari referensi yang sesuai. Jadilah, aku punya beberapa evaluasi tahun lalu tentang keuanganku yang amburadul terutama tidak mencatatnya dan tidak memiliki perencanaan yang jelas. Beberapa waktu yang lalu aku sudah sempat mengikuti kulwap tentang perencanaan keuangan rumah tangga.

Selain itu, satu hal yang ingin kuubah di tahun ini adalah memulai untuk mengubah kebiasaan demi menjaga lingkungan yang dimulai dari diri sendiri. Memulai dengan memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik dan menanam sayuran juga rempah-rempah di sekitar rumah. Meski sudah banyak belajar dari Instagram Mbak Dini, Akademi Minim sampah sampai turunannya seperti Gemar Rapi yang memberikan tips menata rumah dengan barang secukupnya dan Savitri Wedding yang menyelenggarakan acara yang sedikit membuat sampah dan tidak banyak yang mubadzir. 

Semangat mereka untuk mulai mengurangi sampah menjadikan saya tersindir. Kalau tidak dimulai dari diri sendiri, kita takkan bisa berkontribusi untuk dunia. Meski dibilang tak ada gunanya kalau sendiri, tapi dengan memulainya, paling tidak ada satu orang yang mengurangi sampah, daripada tidak ada samasekali. Siapa tahu bisa menjadi penyemangat yang lain dan lebih banyak lagi yang sayang bumi ini dengan mulai hidup minim sampah dan memilah sampah rumah tangga berlanjut mengelolanya.

Dari dua goal besar yang saya ingin lakukan, ada banyak manfaat bila dilakukan secara bersamaan
1. Prinsip minim sampah ini mengedepankan untuk mengurangi penggunaan segala yang instant. Banyaknya segala sesuatu yang instant, menjanjikan kemudahan membuat kita menjadi senang, tapi kita lupa kalau kemasan segala yang instant membuat semakin banyak sampah karena dikemas lebih kecil.
Kalau kita bisa menghindari yang instant, mengurangi sampah, kita juga bisa mengirit anggaran karena tentu menggunakan bahan yang ada jauh lebih murah dibanding menggunakan yang instant.

2. Membiasakan untuk membeli barang sesuai kebutuhan, mengesampingkan keinginan.Terlalu banyak barang yang tidak penting akan membuat tumpukan sampah. Keinginan kita lah yang membuat banyak barang tidak terpakai dan sebenarnya tidak memiliki banyak manfaat yang penting menjadi kita beli. Misalnya, sepatu ataupun sandal sepertinya tidak butuh terlalu banyak, tapi ternyata banyak orang yang selalu ingin berganti pakaian, tas, sepatu dan sandal di setiap acara sehingga membeli banyak untuk memenuhi keinginannya.

3. Menyimpan bahan makanan dan membeli makanan dengan membawa tempat sendiri.
Menyimpan bahan makanan di lemari pendingin dengan tempat yang bisa dipakai berulang akan lebih mengirit pembelian plastik pembungkus makanan karena bisa dicuci dan dipakai berulang. Lebih terlihat rapi dan tidak berlebihan saat membeli karena membutuhkan tempat jadi tidak bisa terlalu banyak. Pisahkan kebutuhan dan keinginan sehingga tidak melakukan pembelian barang secara berlebihan.
Membawa tempat sendiri sebenarnya  juga membantu mengurangi sampah plastik dan menjadi alarm kita untuk tidak membeli barang berlebihan. Membeli barang banyak, artinya harus bawa banyak tempat. Beli saja yang diperlukan, bawa tempat secukupnya. Akan lebih menghemat sekaligus mengurangi sampah. Si pedagang pun jadi tidak banyak mengeluarkan plastik. Biaya yang dikeluarkan menjadi lebih sedikit, dia jadi lebih untung. 
Banyak manfatnya kan?

4. Mengurangi sampah bisa dibarengi dengan memilah sampah. Sampah organik bisa dikompos sendiri di rumah dengan beberapa cara yang bisa dibaca di beberapa buku yang salah satunya ditulis oleh Mbak DK Wardani di bukunya Mengompos itu Mudah.  Kompos bisa digunakan untuk menanam sayur atau tanaman obat sehinga bisa dimanfaatkan kembali untuk memenuhi kebutuhan gizi rumah tangga. Jelas lebih sehat karena dibudidayakan sendiri tanpa pestisida. Sehat dan murah. Sampah berkurang, anggaran belanja pun lebih terselamatkan. 

Tentu ini tidak mudah karena saya punya dua anak umur 6 tahun dan 2 tahun dan tanpa ART. Pernah mencoba dan sedikit repot karena belum memiliki tempat yang cukup baik untuk memilah sampah. Pernah mengompos, tapi gagal karena terkena air hujan sehingga berjamur. Namun, sepertinya memang harus mempersiapkan tempat mengompos dan kerangjang pemilah sampah. 

Semangat berubah menjadi lebih baik. Semoga istiqomah 




Comments