Tipe Tetangga Versi Saya

Bertetangga. Kata ini memang terlihat mudah, tapi nyatanya masih banyak yang berselisih dengan tetangga. Padahal tetangga adalah orang terdekat kita yang pertama akan kita mintaia pertolongan saat mendesak. Tetangga sama dengan saudara, maka dalam Islam banyak dijelaskan bagaiman Adab bertetangga dan berbuat baik pada tetangga. Ya, tapi nyatanya banyak yang berselisih dengan tetangganya hanya karena masalah sepele. 

Setelah tinggal di rumah sendiri di sebuah kompleks perumahan dengan beragam latar belakang dan beragam usia, saya banyak mengetahui tipe tetangga saya.

1. Tetangga diam

Ada tetangga saya yang memilih untuk lebih banyak diam, bahkan tidak juga mengikuti arisan yang diadakan di kompleks. Alasannya memang karena dalam Islam, arisan juga merupakan sesuatu yang hukumnya masih belum jelas. Namun, sebenarnya arisan yang diadakan setiap kompleks hanya sebagai bumbu untuk bisa menjalin silaturahim antar warga. 

Ada tipe tetangga saya yang memang lebih banyak berdiam di rumah, tidak banyak ikut kegiatan dan hanya kegiatan tertentu saja. Interaksi dengan tetangga hanya sesekali saat anak-anak keluar main sore hari. Meski hidup sebagai orang rantau, jauh dari keluarganya maupun keluarga suami, dia lebih nyaman meminta bantuan pada teman daripada pada tetangga. 

Memang terlihat tertutup, tapi sebenarnya dia sangat baik dan cenderung tidak ingin merepotkan. Merepotkan adalah hal yang harus diminimalkan olehnya. Entah tidak ingin balas budi atau malu ingin merepotkan. Jadi dengan tetangga yang seperti ini lebih baik bertetangga seperlunya saja.


2. Tetangga Vokal

Nah, tipe tetangga yang begini ini seharusnya tahu situasi dan kondisi. Tidak banyak orang yang bisa menerima mereka yang terlalu ceplas-ceplos. Ada sebagian orang yang mudah tersinggung dengan ucapan disaat yang tidak tepat. Hal ini lah yang membuat kadang salah paham atau salah penafsiran. Saat berselisih, tipe orang yang seperti ini cenderung suka untuk berdebat kusir. 

Lebih baik  bersama tetangga yang seperti ini tidak terlalu dekat. Jangan juga terlalu diambil hati karena dia pun kadang maksudnya tidak seperti yang kita tafsirkan. 

3. Tetangga Bermuka Dua

Ini jenis tetangga yang sulit terdeteksi. Bermuka dua tidak selalu berarti mengadu domba, tapi dia lebih seperti orang yang tak punya pendirian. Mereka cenderung mengubah persepsi mengikuti orang yang diajak bicara. Tipe seperti ini juga cenderung mudah tersulut saat ada yang membuatnya merasa direndahkan, dia akan melebihnya agar terlihat lebih tinggi. Dia yang ingin terlihat di mata orang lain dengan menceritakan kelebihannya bahkan apa yang dia punya. 

Jenis tetangga seperti ini perlu diwaspadai karena bisa jadi membicarakan kita pada orang lain. Jadi, deteksi dulu jenis tetanggamu dan berbicaralah yang hati-hati agar tidak menjadi boomerang bagi kita. Memang membicarakan orang lain itu sebaiknya dihindari, cari topik pembicaraan yang lebih bermanfaat daripada sekedar membicarakan orang lain atau tetangga lain. 

4. Tetangga Kepo

Saya kira dulu jenis tetangga ini hanya ada di TV karena sebelum menikah tidak banyak tahu orang yang seperti ini. Hidup di lingkungan tetangga yang hampir semua keluarga yang saling support dan saling menyayangi. Saya baru tahu saat sudah tinggal di kompleks seperti ini. Ada yang memang senang masuk ke rumah dan melihat apa perbedaan isi rumah dan mengomentari. Banyak bertanya dan bahkan pernah menanyakan gaji. Duh, ini bikin males sih karena terlalu ingin tahu yang mungkin nanti kekurangan kita akan disampaikan ke orang lain. 

Ada tipe yang kepo supaya bisa lebih, tapi ada juga yang kepo agar bisa membicarakan kelemahan orang lain itu. Si Kepo memang sebaiknya sedikit diberi jarak. Memberikan ruang baginya untuk tahu lebih banyak akan membuatnya lebih kepo. Kita yang harus menguasai pembicaraan dan lebih bijaksana dalam menjawab agar tidak terlihat seperti ketus.

5. Tetangga ingin terlihat lebih

Tipe ini sebenarnya adalah efek dari jenis tetangga kepo. Dia yang ingin terlihat lebih biasanya didahului dengan ingin tahu apa yang dimiliki orang lain dan ingin lebih darinya. Tipe seperti ini biasanya tahu saja apa yang baru yang dimiliki tetangganya. Lebih jeli melihat kepemilikan tetangganya dan biasanya lebih cepat tahu entah bagaimana caranya. 

6. Tetangga suka kumpul

Tipe seperti ini biasaya yang suka keramaian. Mencari banyak teman agar tidak terlihat sepi di rumah karena memang suka dengan keramaian. Mereka yang seperti ini cenderung banyak teman karena suka mengundang teman atau tetangganya makan di rumahnya meski hanya sekedar camilan.

Nah, itu tipe tetangga di kompleks saya. Saya memang tidak terlalu sering keluar untuk nongkrong dengan tetangga. Lebih suka di rumah dan keluar hanya sore hari saat anak-anak keluar main. Saya tahu jenis tetangga seperti ini karena cerita dan beberapa mengalami sendiri. Pasti di setiap kompleks ada saja yang seperti ini, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Atau coba cek kita termasuk diantara mereka  atau tidak?

Semoga ini bisa menjadi muhasabah dan introspeksi diri agar bisa menjadi lebih baik dalam bertetangga dan lebih berhati-hati dalam berbicara. Banyak terjadi perpecahan karena mudah diadu domba dan terlalu mengomentari orang lain. Marilah menjadi tetangga yang bermanfaat, saling menghormati dan saling mengasihi.

 


 



Comments